kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,26   0,83%
  • KOMPAS100 1.105   10,12   0,92%
  • LQ45 877   10,37   1,20%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 448   5,50   1,24%
  • IDXHIDIV20 539   4,27   0,80%
  • IDX80 127   1,28   1,02%
  • IDXV30 135   0,60   0,45%
  • IDXQ30 149   1,41   0,96%

Produksi jagung domestik minim, produsen pajak ajukan izin impor gandum


Rabu, 26 September 2018 / 20:40 WIB
Produksi jagung domestik minim, produsen pajak ajukan izin impor gandum
ILUSTRASI. Jagung pakan ternak


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Perusahaan Pakan Ternak (GPMT) mengeluhkan kurangnya produksi jagung di dalam negeri karena industri tidak diizinkan untuk mengimpor jagung.

Sekretaris Eksekutif GPMT Askam Sudin mengatakan, kurangnya jagung ini sudah dialami dalam tiga bulan terakhir, sementara industri harus tetap beroperasi.

Untuk mengisi kekurangan jagung ini, industri membutuhkan gandum untuk menopang pasokan jagung yang kurang. Setidaknya, dibutuhkan pasokan gandum sebanyak 300.000 ton, yang diharapkan pemasukannya bisa dilakukan dari November sampai Januari.

"Itu kalau disetujui, impor ini membutuhkan negosiasi, tidak mudah. Belum lagi pengapalan, bisa 40 hari sampai," ujar Askam, Rabu (26/9).

Keluhan ini sudah disampaikan saat rapat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 24 September yang juga dihadiri oleh Kementerian Pertanian dan Kementerian Perindustrian. 

Mereka sudah menanyakan bagaimana supaya impor gandum untuk industri pakan bisa dilakukan. Pasalnya, impor gandum untuk industri pakan ini diajukan, Kementerian Pertanian tidak akan memberikan rekomendasi impor.

Askam mengakui, akan ada produksi jagung pada Oktober mendatang. Tetapi jumlahnya tak banyak. Dia bilang, jagung tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan jagung di wilayah tersebut.

Askam mengatakan, kebutuhan jagung untuk pakan sebanyak 860.000 per bulan. Dari angka tersebut, kebutuhan pabrik pakan sebanyak 650.000 ton dalam sebulan dan peternak UMKM sebesar 210.000 ton.

Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Enny Ratnaningtyas membenarkan GPMT mengeluh tentang kurangnya bahan baku pakan ternak. "Mereka hanya menyampaikan kekurangan jagung, tetapi kalau ada jagung lokal lebih baik," ujar Enny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×