Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Produksi kakao tahun ini diprediksi tak akan lebih dari 600.000 ton. Rendahnya produksi masih juga lantaran cuaca ekstrem.
Padahal, Kementerian Pertanian (Kementan) mematok target produksi kakao sebanyak 1,07 juta ton tahun ini. Dengan produksi yang rendah, alhasil ekspor kakao nasional pun diperkirakan tahun ini akan melorot.
Ketua Umum Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Zulhefi Sikumbang mengatakan, jika di 2010 ekspor kakao nasional sebanyak 320.000 ton, maka tahun ini ekspor kakao diperkirakan hanya sekitar 280.000 ton. Artinya, tahun ini ekspor kakao diperkirakan merosot 12,5% ketimbang tahun lalu.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi Petani kakao Indonesia (Apkai) A. Sulaiman Husain mengatakan, program peningkatan produksi kakao melalui gernas memang lumayan bisa membantu peningkatan produksi kakao. Setidaknya bisa mencapai sekitar 70% dari target" ujarnya beberapa waktu lalu.
Tapi, program itu masih belum optimal karena kurangnya pendampingan atau bimbingan kepada petani. Sebab,"Tidak semua petani mengerti bagaimana cara alih teknologi yang benar," ujar Sulaiman.
Selain karena pasokan yang melorot, penurunan ekspor kakao ini juga disebabkan karena naiknya konsumsi kakao dalam negeri. Saat ini makin banyak industri pengolahan kakao yang membutuhkan pasokan kakao mentah.
Sejak Maret 2011 misalnya, pabrik kakao olahan milik Guan Chong Berhard asal Malaysia sudah mulai beroperasi. Pabrik ini berkapasitas sekitar 70.000 ton per tahun.
Dengan konsumsi kakao dalam negeri sekitar 150.000 ton dan tambahan kebutuhan dari pabrik kakao milik Guan Chong, maka tahun ini Zulhefi memperkirakan konsumsi kakao sekitar 220.000 ton tahun ini.
Di tengah konsumsi yang terus meningkat, produktivitas kakao lokal sulit untuk ditingkatkan karena banyak tanaman kakao yang sudah tua. Zulhefi bilang, tahun 2009 lalu tingkat produktivitas kakao rata-rata sekitar 500 kilogram (kg) per hektare (ha) per tahun. Tahun lalu melorot menjadi 450 kg per ha per tahun. "Tahun ini tingkat produktifitas kakao diperkirakan kembali turun menjadi sekitar 400 kg per hektar per tahun," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News