kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi migas Pertamina EP (PEP) kuartal III-2019 naik 106%


Rabu, 23 Oktober 2019 / 16:45 WIB
Produksi migas Pertamina EP (PEP) kuartal III-2019 naik 106%
ILUSTRASI. CPP Gundih?Pertamina EP Cepu


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga Kuartal III 2019, PT Pertamina EP (PEP) berhasil memproduksi minyak dan gas sebanyak 82,41 MBOPD. Angka itu meningkat 106% dibandingkan pencapaian periode sama tahun lalu yang berada di angka 77,87 MBOPD.

Direktur Utama Pertamina PEP Nanang Abdul Manaf menerangkan, kenaikan ersebut didukung realisasi produksi sumur bor di beberapa field seperti Subang, Jatibarang, Pendopo, Prabumulih, Ramba, dan Jambi.

Selain tu, kegiatan well intervention dan optimasi sumur di beberapa field seperti Rantau, Pangkalan Susu, Ramba, Prabumulih, Pendopo, Limau, dan Tambun.

Baca Juga: Pengelolaan sampah gagasan Pertamina EP diterapkan di seluruh PAUD Karawang

“Untuk produksi minyak, PEP Asset 5 dan Asset 2 memberikan kontribusi terbesar, masing-masing 17,82 MBOPD dan 17,68 MBOPD. Sedangkan gas, Asset 2 dan Asset 3 menjadi kontributor produksi terbesar, yakni 397,2 MMSCFD dan 259,9 MMSCFD,” terangnya melalui keterangan tertulis, Rabu (23/10).

Nanang bilang, untuk menjaga laju penurunan alamiah (natural decline) agar tidak turun tajam, PEP melakukan optimasi produksi artificial Lift. Yakni melakukan optimasi Frek Up, SPM, SL, mengubah desain kedalaman pompa, dan kapasitas pompa (size up) dengan menggunakan quick lock quadrant mapping.

"PEP juga melakukan pemilihan dan percepatan pengerjaan kandidat sumur dengan skala prioritas (gain produksi tertinggi)," sambungnya.

Baca Juga: Tahun depan, Pertamina EP alokasikan US$ 90 juta untuk eksplorasi potensi cadangan

Nanang mengatakan, pihaknya mendahulukan pengerjaan well service sumur yang off dengan produksi besar.

"Sehingga dapat mengurangi waktu off sumur dan mengurangi Low & Off sumur akibat permasalahan surface dan subsurface seperti power plant mati, kebocoran pipa, scale problem, dan yang lainnya," terang Nanang.

Terkait kinerja keuangan, hingga akhir September 2019, PEP membukukan pendapatan sebesar US$2,2 miliar dan laba bersih US$ US$492,43 juta.

Nanang menyebutkan, harga minyak yang lebih rendah dan beban selisih kurs menjadi faktor utama yang membuat kinerja keuangan Pertamina EP terkoreksi. Pada kuartal III 2018, PEP mencatat laba selisih kurs sebesar US$80,99 juta.

Baca Juga: Dorong potensi migas, ini sejumlah strategi SKK Migas

“Pendapatan terkoreksi karena harga minyak yang pada periode hingga kuartal III 2018 sebesar US$67,95 per barel turun menjadi US$62,01 per barel pada periode yang sama tahun ini,” ungkap Nanang.

PEP juga telah menyerap Anggaran Biaya Operasi (ABO) hingga kuartal III 2019 sebesar US$840,94 juta yang mencakup operation sendiri US$786,74 juta dan mitra operation US$54,20juta atau 71% dari RKAP 2019 sebesar US$1,176 miliar.

Untuk penyerapan Anggaran Biaya Investasi, hingga akhir September 2019 sebesar US$405,84 juta atau sebesar 74% dari RKAP 2019 sebesar US$557,40 juta.

Baca Juga: Pertamina EP Cepu memulai tajak sumur proyek Jambaran Tiung Biru

Lebih lanjut, Nanang menyebut bahwa tahun ini PEP berupaya mempertahankan empat PROPER Emas yang diraih pada 2018 dengan sejumlah langkah.

Yakni dengan monitoring program unggulan di field-field yang merupakan kandidat emas, melakukan konsinyering antarfungsi untuk memastikan kesiapan dari aspek administrasi dan implementasi, hingga meninjau langsung secara berkala ke lokasi untuk melakukan evaluasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×