kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.620.000   14.000   0,87%
  • USD/IDR 16.305   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.109   35,72   0,50%
  • KOMPAS100 1.044   5,37   0,52%
  • LQ45 824   5,99   0,73%
  • ISSI 212   -0,11   -0,05%
  • IDX30 427   5,07   1,20%
  • IDXHIDIV20 512   6,64   1,31%
  • IDX80 119   0,49   0,41%
  • IDXV30 122   1,03   0,85%
  • IDXQ30 140   1,68   1,21%

Produksi minyak Indonesia memasuki masa senja


Jumat, 02 Oktober 2015 / 14:53 WIB
Produksi minyak Indonesia memasuki masa senja


Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, produksi minyak bumi di Indonesia sudah memasuki masa senja. Produksi minyak di Indonesia terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.

Elan Biantoro, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat SKK Migas, menuturkan selama tiga dekade sejak tahun 1970-2000, Indonesia mengalami masa produksi minyak tinggi. Bahkan pada periode 1973-1982, Indonesia menikmati masa "oil boom" akibat lonjakan harga minyak dunia.

"Namun setelah tahun 2000, produksi minyak kita terus menurun walaupun produksi gas kita mulai meningkat menggantikan minyak bumi," kata Elan di Jakarta, Rabu (30/9).

Cadangan minyak bumi di Indonesia yang telah terbukti sebanyak 3,7 miiar barel. Indonesia menduduki peringkat 27 dunia dari segi besaran cadangan minyak bumi terbukti.

Tiga negara terbesar adalah Venezuela dengan 298,3 miliar barel, Arab Saudi dengan 265,9 miliar barel, dan Kanada dengan 174,3 miliar barel. "Namun cadangan minyak bumi di Indonesia akan habis dalam 11 tahun lagi jika laju produksi konstan pada 800.000 bph," ujar Elan.

Elan menjelaskan, selama ini kegiatan eksplorasi minyak bumi lebih banyak terkonsentrasi di wilayah Indonesia bagian Barat. Sementara wilayah Indonesia bagian Timur masih banyak yang kurang tersentuh.

Selain itu, eksplorasi di laut dalam juga masih menyimpan potensi yang besar. "Bahkan di wilayah Indonesia Barat sekalipun, terkadang masih ditemukan sumber minyak baru," tambah Elan.

Oleh sebab itu, negara harus hadir dan berada di depan untuk melancarkan investasi eksplorasi minyak. Investor eksplorasi harus disambut dan dilayani dengan karpet merah.

Bentuknya berupa kemudahan perizinan berupa one door stop policy (ODSP) untuk perizinan, biaya yang ekonomis dalam melaksanakan investasi, standarisasi biaya ganti rugi. "Tanpa keaktifan kita mencari sumber-sumber baru, produksi minyak kita sulit untuk ditingkatkan kembali," pungkas Elan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait


TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×