kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produksi puncak Banyu Urip bakal molor awal 2016


Senin, 14 Desember 2015 / 10:39 WIB
Produksi puncak Banyu Urip bakal molor awal 2016


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. Harapan puncak produksi minyak di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu terjadi di akhir 2015 ini sirna. Puncak produksi, mungkin, baru terealisasi Januari 2016.

Kepala Humas SKK Migas, Elan Biantoro menjelaskan, sejatinya, fasilitas pengolahan pusat atau central processing facility (CPF) Lapangan Banyu Urip yang dioperatori oleh ExxonMobil Cepu Limited tersebut mulai beroperasi (start up) sejak 12 Desember 2015 kemarin.

ExxonMobil Cepu pun telah mengalirkan minyak ke CPF sehingga sementara ini flare telah kembali menyala sebagai penanda produksi di Lapangan Banyu Urip sejatinya sudah mulai jalan. Hanya saja,  SKK Migas tak bersedia membeberkan volume produksi Lapangan Banyu Urip yang ada saat ini.

Namun  yang pasti, pasca proses start up, Lapangan Banyu Urip membutuhkan waktu hingga sampai pada puncak produksi. "Tergantung perkembangan kondisi CPF (train A dan train B) dan tergantung aliran minyaknya ke CPF," terang Elan kepada KONTAN, Minggu (13/12).

Dalam perkiraan SKK Migas, untuk mencapai produksi normal, butuh waktu sekitar sebulan, setelah dimulainya operasional atawa start up CPF tadi. Itu berarti, Lapangan Banyu Urip baru bisa berproduksi maksimal pada Januari 2016 mendatang.

Tak cuma jadwal produksi puncak yang bakal meleset dari target, SKK Migas memprediksi volume produksi minyak Lapangan Banyu Urip pada puncak produksi tak akan mencapai target 205.000 barel per hari (bph).

Proyeksi mereka, volume produksi hanya akan mencapai 165.000 bph. "Karena puncak produksi tidak overlap dengan periode kontrak EFP (early production facilitiy) dan EOE (early oil expansion) yang berakhir pada Desember 2015," ujar Elan.

Dihubungi secara terpisah, Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Erwin Maryoto mengakui, saat ini mereka memang sedang dalam tahapan start up CPF. Untuk itu, perusahaan tersebut, akan berupaya meningkatkan produksi secara bertahap.

Namun, manajemen ExxonMobil Cepu menyanggah tudingan jika produksi puncak Lapangan Banyu Urip kemungkinan tak sesuai jadwal karena imbas dari harga minyak mentah. Seperti diketahui, harga minyak mentah saat ini sudah berada di bawah US$ 40 per barel.

Erwin bilang, ExxonMobil sudah memiliki berbagai skenario harga minyak tatkala memutuskan berinvestasi atau mengembangkan proyek. Di sisi lain, perusahaan ini juga menyatakan mendukung upaya pemerintah untuk menciptakan iklim investasi industri minyak dan gas (migas) yang lebih baik.

"Dengan begitu, kami terus  memaksimalkan produksi minyak Lapangan Banyu Urip di 2015," tutur Erwin kepada KONTAN, Minggu (13/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×