Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
JAKARA. Industri rokok tahun ini mencatatkan penjualan yang muram dibandingkan dengan tahun lalu. Sepanjang Januari-November 2015 total produksi rokok hanya sebesar 300 miliar batang. Angka ini menyusut 3,49% jika dibandingan dengan realisasi produksi rokok pada periode yang sama tahun lalu sebesar 311 miliar batang.
Data tersebut berdasarkan catatan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia ( Gappri) dari pemsanan pita cukai oleh pabrik rokok kepada Direktoran Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan. "Ada tren penurunan produksi rokok dalam dua tahun terakhir," kata Sekretaris Jenderal Gappri, Hasan Aoni Aziz, Rabu (29/30) kepada KONTAN.
Berbasis data realisasi produksi rokok tersebut, Hasan memprediksi produksi rokok tahun depan juga bakal menyusut kisaran 5%-6%.
Tren ini terlihat dari penurunan produksi dari 2013-2014 yang mengalami penurunan sekitar 1%. Saat tarif cukai terus naik, tingkat produksi yang sejalan penjualan, terus turun.
Salah satu penyebab terbesar berkurangnya produksi tak lain karena tarif cukai tahun depan rata-rata naik sekitar 17,3%. Sementara target penerimaan negara dari cukai rokok mengalami kenaikan sekitar 15%. "Yang terkena dampak penurunan paling besar adalah produksi rokok sigaret kretek tangan (SKT)," terang Hasan.
Sementara secara umum produksi rokok Sigaret Kretek Mesin (SKM) tetap tumbuh. Nah pertumbuhan SKM inilah yang membuat minat investasi produksi rokok masih menarik pada 2016-2017 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News