Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) masih optimistis produksi teh Indonesia sampai akhir tahun ini akan mencapai 140.234 ton. Proyeksi tersebut meningkat tipis hanya sebesar 0,62% dibandingkan produksi teh tahun lalu yang mencapai sebesar 139.362 ton.
Proyeksi kenaikan produksi teh tersebut seiring dengan upaya Kemtan mempertahankan lahan yang masih ada dan meningkatkan produktivitasnya. "Masih banyak lahan teh di Indonesia yang populasinya kosong. Jadi kita fokus pada program pengutuhan populasi supaya standar populasi bisa dicapai yakni setiap satu hektare 10.000 batang teh," ucap Kasubdit Tanaman Penyegar Ditjen Perkebunan Hendratmojo Bagus Hudoro ke KONTAN, akhir pekan lalu.
Seperti diketahui, produksi teh Indonesia terus menurun dari tahun ke tahun. Produksi teh paling tinggi terdapat pada tahun 2003 dengan angka mencapai 169.821 ton. Produksi teh terus menurun menjadi sekitar 150.000-an ton sejak tahun 2007 dan pada 2012 produksi hanya mencapai sekitar 140.000 ton.
Hendratmojo mengakui, penurunan produksi teh tiap tahun sejalan dengan penurunan lahan perkebunan. Dari tahun ke tahun, luas areal perkebunan terus turun. Dari tahun 2000, total luas areal perkebunan teh sebesar 153.675 hektare (ha) sementara di tahun ini total luas perkebunan teh hanya sekitar 113.808 ha atau turun 25,94%.
"Penurunan ini diakibatkan konversi lahan. Tanamannya tua, dan harga teh juga cenderung menurun. Apalagi, saat ini teh impor juga banyak yang masuk sehingga banyak petani teh yang beralih menanam tanaman lain," ujarnya.
Rohayati Suprihatini, Peneliti Kebijakan Riset Perkebunan Nusantara (RPN) juga masih yakin, produksi teh Indonesia masih bisa ditingkatkan dalam beberapa tahun ke depan. Meskipun lahan perkebunan semakin menyusut, namun dengan upaya intensifikasi, produksi teh Indonesia bisa digenjot.
Menurutnya, upaya intensifikasi lahan bisa dilakukan dengan penanaman benih unggul. Selain itu, petani juga harus menerapkan good agriculture practices dan ekstensifikasinya dilakukan.
"Produktivitas yang rata-rata masih satu ton per hektare, harus ditingkatkan minimal bisa menjadi dua ton per ha. Ini bisa tercapai bila ada sinergi antara semua pihak" ujar Rohayati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News