kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45900,33   -26,40   -2.85%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Produsen oli menanti proyek 35.000 MW


Rabu, 25 Mei 2016 / 23:01 WIB
Produsen oli menanti proyek 35.000 MW


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah mencanangkan program kelistrikan mencapai 35.000 Mega Watt di tahun 2019 mendatang. Proyek raksasa ini juga dinanti oleh industri oli Tanah Air. 

PT Exxon Mobil Lubricant Indonesia (EMLI) mengaku, menanti peluang penjualan pada bisnis oli untuk mesin turbin untuk pembangkit listrik di Indonesia.

Product Technical Advisor Exxon Mobile James B. Hannon mengatakan, seiring dengan komitmen pemerintah untuk menyediakan kebutuhan listrik 35 giga watt dalam jangka waktu empat tahun kedepan, tentunya bisa mengangkat pasar industri oli, khususnya untuk penggerak turbin.

”Market pelumas juga mengalami perubahan dengan penyerapan terbesar dari mesin atau turbin pembangkit, ketimbang untuk mesin-mesin industri,” kata kata James, dalam paparanya di Jakarta Rabu (25/5).

Sales Manager Industrial Lubricants ExxonMobil Lubricant Indonesia, Sigit Wibowo Wagito menjelaskan, kebutuhan oli Industrial ini pun mengalami kelesuan akibat kondisi perekonomian secara global yang turun.

”Kalau industri turun, mesin juga nganggur. Jadi mereka tidak mengganti oli secara normal,” kata Sigit. Makanya dengan pemerintah mencanangkan program kelistrikan ini bisa memperlebar market oli industrial untuk mesin pembangkit.

Iwan mengatakan hingga saat ini produk pelumas ExxonMobil sudah digunakan pada pembangkit-pembangkit yang eksisting saat ini. Namun bukan berarti produk pelumas mesin industry Exxon mobil, menjadi market leader di Indonesia. ”Tapi kita tidak bisa mengklaim sebagai market leader, karena dalam produksi listrik menggunakan mesin yang beragam, dan biasanya ada rekomendasi dari equipment-nya,” kata Sigit.

Namun yang jelas oli dengan merek Mobil 1 dan Mobil SHC tahun akan membidik semua proyek pembangkit yang akan dibangun.

Sebagai informasi, ExxonMobil Lubricant memiliki 10 cabang distributor yang tersebar paling banyak di pulau Jawa dan Bali, lalu diikuti Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra. Adapun, semua oli itu diimpor dari pabrik blending yang ada di Jurong, Singapura. Tahun ini perusahaan juga belum ada rencana untuk menambah distributor melihat kebutuhan sudah terpenuhi oleh distributor yang sudah eksisting.

Terpisah, Direktur Oprasional Pertamina Lubricants Andria Nusa juga mengamini hal ini. Dengan adanya program pemerintah 35 GW akan mendorong penjualan oli untuk mesin turbin pembangkit, merek Pertamina Turbolube. Maklum Pertamina masih menjadi produsen oli local dan pangsa pasar terbesar 

”Kedepanya, kami sedang merencanakan strategi marketing yang akan dilakukan untuk masuk pada proyek itu,” kata Andria.

Dia pun mengklaim, untuk di oli Industrial, Pertamina memegang pangsa pasar mencapai 60% dari kompetitor lainya. Adapun pasar yang dibidk selain mesin industri, mesin turbin untuk pembangkit juga banyak yang menggunakan oli Pertamina.


Oli Industri Tunggu Berkah Proyek Listrik 35 GW

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×