Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek jaringan pipa gas nasional dinilai berpeluang mengungkit bisnis produsen pipa di Indonesia. Segala macam jenis, baik pipa plastik maupun baja bakal ikut ambil bagian dari proyek tersebut.
PT Wahana Duta Jaya Rucika misalnya, yang dikenal dengan produk pipa plastik, juga bakal menyuplai kebutuhan pipa gas. "Dari dulu kami sudah terbiasa suplai kebutuhan pipa gas," ungkap Putra Wijaya, Commercial Communication and Support Senior Manager PT Wahana Duta Jaya Rucika kepada Kontan.co.id, Senin (9/4).
Sebelumnya Wahana Duta telah menyuplai pipa gas di area Lampung dan Sidoarjo. Tahun ini, perseroan masih menunggu keputusan penyelenggaraan tender dimana lokasi dan berapa jumlah yang dibutuhkan Perusahaan Gas Negara (PGN) tersebut.
"Karena posisinya kami tidak memilih, tendernya kami jadi support," tutur Putra.
Yang jelas pipa plastik yang support jaringan gas ialah pipa polyethylene yang khusus untuk mengangkut material gas, tipe low pressure.
Bagi produsen pipa plastik margin keuntungan dari pipa gas tidak terlalu besar. "Namun karena setiap tahun ada permintaan, kami dari pabrikan pasti menyiapkannya," sebut Putra.
Sementara itu bagi PT KHI Pipe Industries proyek pipa gas ini berpeluang menumbuhkembangkan bisnis pipa baja yang belakangan tahun ini belum meningkat signifikan. "Ini jadi peluang bagi kami untuk meningkatkan profitability ketimbang pipa pancang (untuk konstruksi)," terang Nizar Ahmad, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT KHI Pipe Industries.
Nizar mengaku margin harga yang diperoleh dari pipa gas bakal berpotensi meningkatkan penjualan perseroan. "Sebab selain produksi pipa gas diperlukan pengerjaan pelapisan (coating) pelapisan anti karat. Ini lebih bagus secara margin," urainya.
Hal tersebut sangat berbeda dengan penjualan tiang pancang untuk konstruksi, dimana menurut Nizar, perseroan hanya mampu meraih margin sekitar 2-3% saja. Selama ini kebutuhan pipa gas belum terlalu banyak, sehingga perseroan mempertahankan permintaan pipa pancang demi menjaga beban depresiasi produksi dapat diserap.
Jika tahun ini proyek pipa gas diperoleh KHI, menurut Nizar, porsi volume penjualan pipa baja perseroan sebanyak 25% bakal diisi oleh jenis pipa gas. Hal ini meningkat cukup besar lantaran di tahun-tahun sebelumnya pipa gas hanya menyumbang 5% atau bahkan tidak ada sama sekali.
KHI tahun ini mematok pertumbuhan volume penjualan sekitar 40%-50%. "Yang jelas kami prospek di tahun ini (penjualan perseroan) 150.000 ton, dimana tahun kemarin tidak terlalu baik hanya 106.000 ton," ujar Nizar.
Selain KHI, produsen seperti PT Steel Pipe Industry Indonesia Tbk (ISSP) juga menyasar suplai pipa gas ini. Sebelumnya, "Kami juga sudah mulai ada order untuk pipa gas dan kami lihat kedepannya Perusahaan Gas Negara (PGN) ada beberapa proyek," Investor Relations ISSP Johannes Edward kepada Kontan.co.id.
Tahun 2018 ini ISSP mematok utilisasi 60% dari kapasitas terpasang 600.000 ton pertahunnya. Perseroan memiliki 9 pabrik dengan 31 lini produksi.
Badan Pengatur Hilir (BPH) migas berencana melelang proyek tiga ruas pipa gas bumi tahun ini. Secara total, panjang pipa tersebut mencapai 1.667 kilometer (km).
Rincian pipa gas tersebut terdiri dari bentangan Natuna ke Kalimantan Barat sepanjang 487 km, kemudian Kalimantan Barat-Kalimatan Tengah 1.018 km, dan Kalimantan Tengah-Kalimantan Selatan sepanjang 162 km. BPH Migas berencana di 2018 ini akan mencoba melelang tiga ruas tersebut. Sementara itu total nilai proyek tersebut ialah US$ 1,25 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News