Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Ceruk pasar yang semakin menggiurkan membuat produsen semen beramai-ramai meningkatkan kapasitas produksinya. Tahun ini, akan ada tambahan kapasitas produksi semen sebanyak 7 juta ton hingga 8 juta ton. Dus, total kapasitas terpasang produksi semen dalam negeri tahun ini bisa mencapai 68 juta ton.
Adapun beberapa perusahaan semen yang mengerek kapasitas produksinya adalah PT Holcim Indonesia yang berencana untuk menambah kapasitas 1,7 juta ton pada Februari 2014. Selain itu, PT Semen Gresik juga akan menambah kapasitas produksinya sebesar 1,5 juta ton.
Di tahun ini, pabrik baru milik Bosowa Group di Maros juga mulai beroperasi. Pabrik ini memiliki kapasitas 1,5 juta ton. Lalu, PT Semen Padang juga akan menaikkan kapasitas produksi semennya sebesar 1 juta ton. Selain itu ada perusahaan asal Taiwan yang mendirikan pabrik semen di Karawang dengan kapasitas 1 juta sampai 1,5 juta ton.
Dengan tambahan kapasitas produksi ini, produksi semen tahun 2014 diproyeksikan menjadi 65 juta ton, naik 12,07% dibandingkan tahun lalu yang sebesar 58 juta ton. "Dari produksi itu, untuk pasar dalam negeri sekitar 63 juta ton, sedangkan pasar ekspor 2 juta ton," ujar Widodo Santoso, Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) pada KONTAN.
Tumbuh cukup tinggi
Produsen memang memproyeksikan pertumbuhan penjualan semen di dalam negeri tahun ini akan lebih tinggi. Tahun lalu, penjualan semen di dalam negeri hanya naik 5,46% dari tahun 2012 yang sebanyak 55 juta ton. "Tahun lalu musim hujannya panjang, jadi berpengaruh ke penjualan," kata Widodo.
Widodo menambahkan, pertumbuhan konsumsi semen tertinggi terjadi tahun 2012 dibandingkan tahun 2011 yakni sekitar 14,58%. Tahun 2011, penjualan semen di dalam negeri sebesar 48 juta ton. "Tapi konsumsi kita masih lebih tinggi dari Malaysia dan Thailand yang rata-rata hanya 20 juta ton - 25 juta ton setahun," kata Widodo.
Menurut Widodo, penurunan pertumbuhan konsumsi semen tahun lalu banyak terjadi di kawasan Indonesia Timur. Di wilayah itu, pertumbuhan konsumsi semen tak lebih dari 10%. Selain faktor cuaca, Widodo bilang, pembangunan infrastruktur di luar Jawa masih sedikit. Makanya, Widodo meminta pemerintah fokus membangun infrastruktur di luar Jawa. "Proyek infrastruktur akan menggenjot konsumsi semen," katanya.
Selama ini, sekitar 25% hingga 30%, penjualan semen memang terserap di proyek infrastruktur pemerintah. Sisanya, sebesar 70% hingga 75%, untuk proyek swasta, seperti perumahan, hotel, dan apartemen. n
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News