Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
Sementara itu, Yusof memperkirakan pasokan minyak sawit dunia hanya akan bertambah sekitar 2,5 juta ton pada tahun 2020. Hal itu dipengaruhi sejumlah faktor, khususnya faktor cuaca seperti kekeringan.
Dalam kondisi tersebut, Yusof memperkirakan akan ada perbaikan harga CPO. Namun, Yusof menekankan bahwa memprediksi harga CPO bukan lah perkara mudah. Meski begitu, ia yakin penambahan biodiesel akan berdampak positif terhadap harga.
Yang jelas, Yusof menyebut harga ideal untuk saat ini berada di kisaran 2.600-2.700 ringgit per ton. "Itu menjadikan CPO sebagai pilihan dibandingkan minyak nabati yang lain," ungkapnya.
Baca Juga: Sentuh rekor baru, harga CPO bisa menguat hingga akhir tahun
Pada kesempatan yang sama, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menekankan komitmen pemerintah untuk meningkatkan penggunaan biodiesel dalam negeri. Ma'ruf menerangkan bahwa Kebijakan mandatori B30 yang akan mulai diimplementasikan pada awal Januari 2020, diproyeksikan bisa menyerap tambahan konsumsi minyak sawit sekitar 3 juta ton.
Lebih lanjut, terkait dengan pemanfaatan sawit sebagai sumber Energi Baru dan Terbarukan (EBT), Ma'ruf menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen untuk mengembangkan kebijakan green fuel dengan mengkonversi sawit langsung menjadi green gasoline, green diesel, serta green avtur.
"Dengan kebijakan tersebut penggunaan minyak sawit dalam negeri meningkat dan memperkuat pasar domestik. Sekaligus mengurangi impor gas bumi," terangnya.
Baca Juga: Pekerjaan Sulit, Mengikis Defisit Neraca Migas
Terkait dengan B20, menurut data dari Kementerian ESDM, hingga September 2019, serapan biodiesel dalam program mandatori B20 sudah mencapai 4,49 juta KL atau sekitar 68% dari alokasi pada tahun ini yang sebesar 6,6 juta KL.
Kementerian ESDM pun telah menetapkan alokasi biodiesel untuk tahun depan sebesar 9,59 juta KL. Alokasi tersebut juga untuk menopang program mandatori biodiesel 30% (B30) yang dimulai pada 1 Januari 2020.
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 199 K/20/MEM/2019 tentang penetapan badan usaha Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BBN), alokasi besaran volume untuk pencampuran solar periode Januari-Desember 2020 sebesar 9.590.131 KL.
Baca Juga: Pertamina Siapkan Jurus Menekan Defisit Migas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News