Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
Hal senada juga disampaikan Ketua Komisi Tetap Sarana dan Prasarana Perhubungan KADIN Indonesia, Asmary Herry. Menurutnya, program tol laut yang sudah berjalan 2 tahun belum dapat menekan disparitas harga. Harga barang bukan hanya ditentukan ongkos freight (pengapalan), angkutan laut hanya salah satu penentu harga.
“Memang biaya pengapalan sudah turun dengan tol laut, tetapi apakah harga barang di daerah ikutan turun? Belum tentu,” ucapnya dengan tanda tanya.
Berdasarkan data salah satu perusahaan pelayaran nasional, ongkos freight Jakarta - Papua, misalnya, pada 2 tahun lalu Rp10 juta. Setelah ada tol laut menjadi Rp 5 juta.
"Apakah harga semen, misalnya, di Papua ikut turun sesuai penurunan ongkos freight," kata Asmary.
Dia menambahkan tol laut dengan subsidi dari pemerintah dengan sistem sekarang ini biayanya sangat besar, bisa dihemat dengan sinergi dengan swasta tentunya. “Soal mekanisme penetapan swasta yang sudah lebih dulu melayari rute tersebut ya diserahkan ke pemerintah,” tutur Asmary. (Hendra Gunawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News