kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Properti lesu, bisnis saniter diperkirakan ikut stagnan tahun ini


Minggu, 15 September 2019 / 17:15 WIB
Properti lesu, bisnis saniter diperkirakan ikut stagnan tahun ini
ILUSTRASI. Produk sanitair PT Surya Pertiwi Tbk (SPTO)


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Akibat belum melajunya sektor properti, berimbas kepada penyerapan produk saniter. Sebagai isian toilet dan interiornya, produk saniter selama ini sedikit banyak mengekor perkembangan perumahan, apartemen dan real estate.

Hendry Widjaja, Ketua Bidang Sanitary Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) bilang belum tampak kenaikan yang signifikan. "Antara flat atau malah turun," sebutnya kepada Kontan.co.id, Minggu (15/9).

Baca Juga: Industri sanitasi lesu, Kohler Indonesia mengandalkan segmen kelas atas

Proyek properti dan pembangunan perumahan yang tertunda diakui Hendry mengganjal bisnis saniter. Selain itu kebanyakan pabrikan saat ini memproduksi produk medium ke atas, padahal pangsa pasar di segmen itu bakal dikalahkan oleh pasar low end.

Di tengah kondisi ini, para produsen saniter diperkirakan bakal berlomba di segmen produk low end, khususnya untuk produk closet dan wastafelnya. Adapun porsi segmen ini, Hendry belum dapat membagikan detil lebih lanjut.

Produk low end tidak hanya mengisi ritel, namun juga beberapa pangsa pasar di proyek. Kendala saat ini juga salah satunya kata Hendry, kapasitas produksi lokal sekarang masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan segmen ekonomis tersebut.

Baca Juga: Pertumbuhan cat propan melambat menjadi 15%

Sebagai gambaran, kapasitas produksi produk saniter saat ini sekitar 5,4 juta unit per tahun dimana kebutuhan nasional telah mencapai 7 juta sampai 8 juta unit per tahunnya.

"Karenanya produsen dari Eropa, ROCA contohnya sudah mendirikan pabrik. Kohler dari Amerika Serikat juga ada rencana untuk membangun pabrik," terang Hendry.




TERBARU

[X]
×