Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek Sport Tourism atau wisata yang dikombinasikan dengan olahraga kian cerah setelah perhelatan Moto GP dilakukan. Apalagi, Indonesia dalam waktu dekat juga akan menggelar ajang olahraga lainnya seperti Formula E dan juga Formula 1.
Melalui perhelatan tersebut, memiliki potensi besar mengangkat perekonomian daerah-daerah sekitar. Misalnya, ajang Moto GP Mandalika yang diproyeksikan bisa mendapatkan dana Rp 500 miliar per tahunnya yang dikalkulasikan berdasarkan penjualan tiket, akomodasi, penerbangan, hotel dan industri turunan-turunannya.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, Indonesia harus berani menggelar event berskala internasional agar bisa mengangkat potensi suatu daerah yang berdampak positif bagi perekonomian.
“Kita tidak mungkin hanya mengembangkan salah satu ajang olahraga. Kita harus mengembangkan banyak event seperti Moto GP yang mengangkat potensi Lombok dan sekitarnya,” ungkap Piter kepada Kontan, Senin (21/3).
Baca Juga: Dorong Sport Tourism, Kemenparekraf Dukung Pengembangan Berbagai Sirkuit Balap
Piter berujar, penyelenggaraan sport tourism sejauh ini sudah cukup baik, terlepas dari adanya kendala-kendala saat penyelenggaraan Moto GP lalu. Apalagi, kegiatan sport tourism lainnya seperti Formula 1 di Bintan, Kepulauan Riau akan dilakukan. Hal tersebut diproyeksikan dapat mengangkat potensi daerah Bintan sama seperti Moto GP yang mengangkat perekonomian daerah sekitar Mandalika.
Menurut Piter, aksi berani seperti inilah yang semestinya dilakukan oleh Pemerintah. Meskipun, Indonesia tidak memiliki pembalap yang tembus ke Moto GP namun setidaknya kita menjadi penyelenggara kegiatan tersebut.
Terbukti, dengan adanya gelaran Moto GP Mandalika dapat menjadi panggung promosi bagi perusahaan-perusahaan Indonesia. Terutama, ajang Moto GP tersebut sangat memberikan dampak positif bagi Pertamina selaku sponsor utama Moto GP Mandalika.
“Pertamina untung besar saat menjadi sponsor utama Moto GP Mandalika dibandingkan saat Pertamina menjadi salah satu sponsor rider moto GP. Oleh karena itu, ajang seperti harus terus dikembangkan dan dilanjutkan,” terang Piter.
Ke depannya, Piter mengusulkan agar Indonesia bisa mengembangkan olahraga lainnya yang berpotensi menjadi salah satu Sport Tourism. Misalnya, seperti olahraga Golf dan Tennis Lapangan. Dengan demikian, maka sport tourism akan semakin berkembang karena kegiatan turis dapat berlanjut apabila ada ajang olahraga level internasional.
Senada dengan hal tersebut, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, gelaran olahraga harus dilakukan secara berkelanjutan. “Keberlanjutan event olahraga penting untuk mengangkat promosi pariwisata,” ungkap Bhima kepada Kontan, Senin (21/3).
Menurut Bhima, sirkuit balapan yang tersedia jangan sampai dibiarkan menganggur karena biaya perawatan terus berjalan. Ia pun menyarankan, pemanfaatan sirkuit dalam negeri bisa dilakukan dalam bentuk pelatihan bagi talenta lokal dan kompetisi berskala nasional untuk motor balap.
Baca Juga: Usai Mandalika, Indonesia Digadang Akan Memiliki Lebih Banyak Sirkuit Internasional
“Selain itu, kerja sama dengan pihak aplikasi maupun perusahaan yang bergerak di sektor otomotif juga tidak kalah penting. Misalnya, ada test drive kendaraan tersebut atau promosi perusahaan otomotif bisa digunakan sirkuit di Mandalika,” lanjut Bhima.
Bhima Bilang, pasca penyelenggaraan Moto GP peningkatan utilitas fasilitas olahraga yang sudah dibangun menjadi pekerjaan rumah paling penting. Menurutnya, pemerintah dapat mengikuti tender untuk acara-acara sejenis di level internasional.
Dengan demikian, dirinya menilai prospek sport tourism akan semakin cerah ke depannya. Hal tersebut juga didorong dengan melihat terjadinya pelonggaran aturan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara (wisman).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News