Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
Manajemen DOID belum bisa membeberkan realisasi serapan capital expenditure (capex) atau belanja modal hingga semester I-2020. Perusahaan ini sendiri menyediakan capex di bawah US$ 50 juta untuk tahun 2020. Jumlah capex yang rendah disebabkan DOID hendak memaksimalkan kapasitas alat yang berlebih terlebih dahulu.
“Pada akhir tahun nanti, kami akan memiliki peralatan tambahan dari proyek Kideco yang dapat digunakan,” tambah Regina.
Baca Juga: Lanjutkan penurunan, harga batubara acuan (HBA) Agustus dipatok US$ 50,34 per ton
Sebagai catatan, DOID dipastikan akan mengakhiri kontrak jasa pertambangan dengan PT Kideco Jaya Agung pada akhir tahun ini.
Lebih lanjut, walau kontrak dengan Kideco akan berakhir, DOID masih bisa bernapas lega. Pasalnya, perusahaan ini sudah menandatangani lembar persyaratan untuk perpanjangan kontrak dengan PT Berau Coal hingga tahun 2025 mendatang.
Berau Coal merupakan penopang utama kinerja DOID. Di semester satu lalu, Berau Coal berkontribusi sebanyak 49% atau setara US$ 173,67 juta terhadap pendapatan neto DOID secara keseluruhan.
Baca Juga: Turunkan angka stunting, pemerintah akan konsolidasikan anggaran
Tak hanya itu, DOID juga sedang menjalani proses untuk mencari kontrak baru yang notabene menjadi salah satu fokus utama perusahaan di tahun 2020. “Baru-baru ini, kami telah memenangkan proyek infrastruktur dengan Bayan Group dengan nilai perkiraan US$ 24 juta,” pungkas Regina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News