Reporter: Filemon Agung | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Target investasi sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) tahun 2024 dinilai sulit tercapai akibat belum banyaknya proyek EBT yang direalisasikan.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, sejauh ini belum terlihat adanya akselerasi proyek EBT.
"Saya pesimis bisa mencapai target investasi tahun ini karena belum ada percepatan dari proyek-proyek energi terbarukan, khususnya yang dari Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)," kata Fabby kepada Kontan, Minggu (28/7).
Fabby menjelaskan, potensi pengembangan EBT ditahun ini masih bersumber dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) baik itu PLTS Atap dengan potensi mencapai 800 MW-900 MW maupun PLTS utility scale yang dibangun PLN dan Pertamina, serta PLTS dari didieselisasi.
Baca Juga: Animo Masih Tinggi, Asosiasi Minta Pemerintah Tambah Kuota PLTS Atap
Kontan mencatat, Kementerian ESDM membidik investasi EBT tahun ini mencapai US$ 2,6 miliar.
Kementerian ESDM mengungkapkan adanya peningkatan investasi sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sepanjang semester I 2024.
Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, pemerintah terus berupaya mendorong investasi sektor EBT.
"Realisasi investasi hingga Juni mencapai US$ 565 juta," kata Eniya.
Fabby menjelaskan, jikalau terjadi peningkatan investasi pada semester I 2024, umumnya dipengaruhi rendahnya capaian investasi pada 2023 lalu.
"Perlu diingat bahwa investasi 2023 termasuk rendah dan di bawah target yang ditetapkan sebelumnya," imbuh Fabby.
Merujuk Capaian Kinerja Subsektor EBTKE ESDM pada 2023, realisasi investasi mencapai US$ 1,48 miliar atau 35,6% dari target yang ditetapkan sebesar US$ 4,16 miliar.
Baca Juga: Semester I 2024, Realisasi Investasi EBT Mencapai US$565 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News