Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi
CILEGON. Pembangunan pabrik baja tahap pertama milik PT Krakatau Posco kini sudah mencapai 90%. Kemarin, perusahaan itu mulai mengoperasikan coke oven plant, yaitu fasilitas pemrosesan batubara jenis coking coal untuk menjadi kokas alias coke sebagai sumber energi untuk melebur besi cair di pabrik blast furnace maupun di sintering plant.
Komisaris Utama PT Krakatau Posco, Fazwar Bujang, menyatakan, butuh waktu tiga bulan untuk memanaskan batu refactory di coke oven plant agar ideal dipakai dalam proses pengolahan baja. "Secara total, pabrik sudah bisa beroperasi di November atau Desember tahun ini," katanya, Selasa (11/6).
Krakatau Posco merogoh investasi US$ 357 juta untuk membangun coke oven plant yang mampu menghasilkan 1,3 juta kokas per tahun ini. Selain itu, tiap tahun, pabrik ini juga akan menghasilkan 65.000 meter persegi gas oven, 56.000 ton tar, 18.000 ton BTX, dan 2.000 ton sulfur. Pabrik tahap pertama Krakatau Posco ini juga bakal menghasilkan 3 juta ton per tahun jenis slab dan pelat baja.
Pembangunan proyek ini bakal berlanjut ke tahap kedua setahun setelah proyek tahap I beroperasi. Jenis produk yang dihasilkan pabrik ini masih berupa baja lembaran.
Fazwar bilang, pemilik modal masih mendiskusikan jenis produk di tahap kedua dengan mempertimbangkan tren konsumsi baja domestik dan harga baja di pasar global. "Bisa saja, kita buat stainless steel atau lainnya. Yang pasti, mayoritas produk akan dinikmati oleh pasar domestik," ujarnya.
Dengan orientasi memasok kebutuhan baja dalam negeri, Fazwar yakin, tambahan produksi ini bisa menekan impor baja hingga 20%.
Menteri Perindustrian, MS Hidayat, menyatakan, dari total kebutuhan baja secara nasional yang mencapai 9 juta ton per tahun, saat ini, pasokan lokal baru mengisi 6,8 juta ton.
Sehingga, "Kebutuhan produk baja lembaran yang selama ini diimpor bisa disubstitusi oleh produk Krakatau Posco," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News