kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek smelter pemurnian timbal ZINC ditargetkan kelar akhir tahun ini


Jumat, 18 Oktober 2019 / 18:31 WIB
Proyek smelter pemurnian timbal ZINC ditargetkan kelar akhir tahun ini
ILUSTRASI. Perusahaan tambang timbal dan zinc, PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC)


Reporter: Dimas Andi | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan tambang mineral, PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) terus tancap gas dalam melaksanakan ekspansi bisnis. Salah satu agenda ekspansi ZINC yang hampir terwujud dalam waktu dekat adalah proyek smelter pemurnian timbal di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Smelter ini ditargetkan masuk ke tahap commissioning di kuartal IV 2019, tepatnya di bulan November nanti. Dengan demikian, diharapkan pada Desember mendatang smelter yang mampu menghasilkan 20.000 ton bullion per tahun akan segera beroperasi. Lantas, smelter ini akan menjadi smelter timbal yang pertama beroperasi di Indonesia.

Baca Juga: Kapuas Prima Coal (ZINC) sudah menyerap belanja modal Rp 98 miliar

Smelter pemurnian timbal ini dimiliki oleh PT Kapuas Prima Citra yang mana ZINC mencatatkan kepemilikan 30% saham di perusahaan tersebut. Adapun 70% porsi kepemilikan saham lainnya dipunyai oleh PT Indonesia Royal Resources.

Kemudian, ZINC akan mengambil alih lagi kepemilikan saham PT Kapuas Prima Citra dengan nilai transaksi Rp 43,60 miliar. Ini membuat kepemilikan saham ZINC di perusahaan tersebut tumbuh menjadi 70% sehingga menjadi pemegang saham mayoritas.

“Karena sudah jadi pemilik saham mayoritas, pendapatan dari PT Kapuas Prima Citra dapat langsung dikonsolidasikan ke laporan keuangan kami,” ungkap Direktur Utama ZINC Harjanto Widjaja ketika ditemui Kontan, Jumat (18/10).

Baca Juga: Prospek Bisnis ZINC Masih Kinclong

Direktur Keuangan ZINC Hendra William menambahkan, ketika smelter pemurnian timbal beroperasi di akhir tahun nanti, maka hasil produksinya akan langsung berdampak terhadap pendapatan ZINC dalam waktu dekat.

Dengan begitu, ia memproyeksikan, pendapatan ZINC di akhir tahun ini dapat mencapai US$ 70,31 juta atau naik 30,46% (yoy) dari periode yang sama di tahun lalu. “Ini merupakan proyeksi kami secara konservatif,” ujar dia, hari ini.

Di samping itu, ZINC juga masih mengerjakan proyek smelter seng yang hingga September lalu perkembangan pembangunan fisiknya telah mencapai 58%. Dengan kemajuan pembangunan yang sudah lebih dari 50%, maka tarif bea keluar yang sekarang dibayarkan oleh perusahaan sebesar 5% akan berkurang jadi 0%. Hal ini akan berdampak positif bagi laba bersih ZINC di masa mendatang.

Baca Juga: ZINC optimistis capai target produksi 2019

Smelter seng ini nantinya akan memiliki kapasitas sebanyak 30.000 ton ingot per tahun. Smelter yang juga berlokasi di Pangkalan Bun tersebut ditargetkan dapat mulai diuji coba paling lambat 2021 nanti. Sehingga di tahun berikutnya, smelter ini dapat beroperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×