kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Proyek smelter terganggu corona, asosiasi minta hilirisasi bauksit digarap serius


Sabtu, 25 Juli 2020 / 11:44 WIB
Proyek smelter terganggu corona, asosiasi minta hilirisasi bauksit digarap serius


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Menurut Erry, pembangunan smelter bauksit memang semakin sulit saat pandemi covid-19. Selain faktor teknis terkait pengerjaan proyek, faktor pasar dan ekonomi juga mempengaruhi. Termasuk soal masalah pendanaan. "Dengan pandemi ini pasti mengalami kesulitan untuk mendapatkan pembiayaan dan pemasarannya," sebut Erry.

Asal tahu saja, pemerintah menargetkan akan ada sembilan smelter bauksit yang ada di Indonesia. Jika seluruh smelter itu telah beroperasi, diharapkan bisa mengolah bauksit di dalam negeri yang kapasitas produksinya bisa mencapai 40 juta ton per tahun.

Mengutip catatan Kontan.co.id, proyek hilirisasi bauksit diperkirakan meleset setahun dari jadwal yang sudah ditargetkan. Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Yunus Saefulhak mengungkapkan, awalnya pemerintah menargetkan adanya enam smelter bauksit baru pada tahun 2022. Namun, tambahan enam smelter tersebut ditaksir bakal mundur lantaran pembangunannya yang terhambat pandemi Covid-19.

Baca Juga: Gasifikasi Batubara Mulai Mengalir ke Sektor Rumah Tangga

"Diperkirakan pembangunan yang sebelumnya ditargetkan selesai pada tahun 2022, kemungkinan akan mundur hingga akhir tahun 2023. Namun pemerintah tetap mendorong tidak mundur terlalu jauh," kata Yunus, Jumat (24/7).

Ketika nanti ada tambahan enam smelter, maka Indonesia bakal memiliki sembilan smelter bauksit. Delapan smelter di antaranya berstatus Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus (IUP OPK) di bawah Kementerian ESDM.

Saat ini ada tiga smelter bauksit yang beroperasi. Dua di antaranya merupakan IUP OPK dan satu smelter berada di bawah kewenangan Kementerian Perindustrian dengan status Izin Usaha Industri (IUI). Ketiga smelter yang telah beroperasi itu adalah: Pertama, PT Indonesia Chemical Alumina (IUP OPK) dengan kapasitas output yang mampu menghasilkan produk berupa 300.000 chemical grade alumina (CGA).

Kedua, PT Well Harvest Winning (WHW) Alumina Refinery (IUP OPK) dengan kapasitas produk 1 juta smelter grade alumina (SGA). Ketiga, PT Inalum (IUI) dengan kapasitas 250.000 aluminium ingot per tahun.

Baca Juga: Penerimaan negara harus meningkat dari perpanjangan PKP2B dan IUPK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×