kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PT Garam panen perdana 300 ton garam di NTT


Kamis, 01 Desember 2016 / 15:21 WIB
PT Garam panen perdana 300 ton garam di NTT


Sumber: Antara | Editor: Dupla Kartini

KUPANG. PT Garam panen perdana 300 ton garam di Desa Bipolo, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (1/12). Direktur Utama PT Garam Ahmad Budiono mengatakan, ini adalah panen perdana setelah dilakukan pengolahan lahan tambak garam di daerah ini.

Menurut Ahmad, saat daerah lain seperti pabrik Garam di Madura gagal panen garam, wilayah NTT justru menghasilkan garam dengan jumlah yang banyak. Sebanyak 300 ton garam tersebut dipanen setelah dilakukan persemaian di atas geomembran yang telah disiapkan oleh PT Garam.

"Itu baru 300 ton, nanti dalam waktu dekat akan adalah panen garam lagi diperkirakan mencapai 1.200 ton," ujarnya di Desa Bipolo, 45 kilometer dari Kota Kupang, Kamis.

Panen yang dilakukan di atas geomembran tersebut dilakukan secara manual. Namun, jika hasil garam di meja garam telah siap untuk dipanen, maka nantinya akan dilakukan dengan alat berat.

Ahmad mengaku puas dengan hasil yang telah dicapai dari tambak garam Bipolo. Dengan hasil uji coba akhirnya memberikan hasil yang bisa dibilang sangat besar untuk proyeksi garam industri. "Satu musim semenjak kita buka lahan disini, kita beruntung karena ada El Nina sehingga hasilnya juga sangat luar biasa. Untuk saat ini masih uji coba namun pada 2017 nanti akan kita kerjakan secara cepat," paparnya.

Deputi Sumber Daya Alam dan Jasa (SDAJ) Kementerian Koordinator Maritim Agung Kuswandono menyebut, potensi garam Bipolo bisa menutup impor garam industri. "Bipolo merupakan harapan baru bagi industri garam di Indonesia. Kita berharap agar nantinya Bipolo bisa menutup impor garam yang selama ini dilakukan," ucapnya.

Agung kecewa karena sebagai negara Maritim seharusnya Indonesia bisa menjadi negara pengekspor garam, bukan menjadi pengimpor. (Kornelis Kaha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×