kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   -5.000   -0,25%
  • USD/IDR 16.860   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.723   44,05   0,66%
  • KOMPAS100 968   3,45   0,36%
  • LQ45 754   3,69   0,49%
  • ISSI 213   0,95   0,45%
  • IDX30 391   1,55   0,40%
  • IDXHIDIV20 471   3,02   0,64%
  • IDX80 110   0,24   0,22%
  • IDXV30 115   -0,16   -0,14%
  • IDXQ30 128   0,78   0,61%

PT Timah Tbk (TINS) Gali Mineral Logam Tanah Jarang, Fokus Utama untuk Magnet


Senin, 28 April 2025 / 15:08 WIB
PT Timah Tbk (TINS) Gali Mineral Logam Tanah Jarang, Fokus Utama untuk Magnet
ILUSTRASI. Pengembangan mineral logam tanah jarang oleh PT Timah Tbk (TINS).


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Timah Tbk (TINS), anggota holding tambang BUMN MIND ID mengungkap langkah pengembangan mineral logam tanah jarang (LTJ) atau Rare Earth Element yang tengah mereka lakukan saat ini akan berfokus pada kebutuhan industri magnet.

Jenis logam tanah jarang khususnya adalah Neodymium (Nd) dan Praseodymium (Pr), ini adalah LTJ yang sering digunakan dalam pembuatan magnet permanen, terutama jenis magnet NdFeB (Neodymium-Iron-Boron). 

"Fokus awal kita, Nd dan Pr karena kebutuhan industri magnet dan nilai ekonomi tinggi," ungkap Corporate Secretary PT Timah Tbk Rendi Kurniawan kepada Kontan, Sabtu (26/04).

Pada tahap awal telah dikembangkan pilot plant di Tanjung Ular, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang difokuskan pada pemrosesan monasit menjadi produk antara yaitu Mix Rare Earth Hidroxide.

Baca Juga: Timah (TINS) Ungkap Potensi Penyesuaian Perdagangan Timah Usai Berlakunya Tarif Trump

"Jenis REE yang terkandung dalam monasit meliputi: Ce, La, Nd, Pr, Sm, Gd, Dy, Yb, dan Er," jelas Rendi.

Untuk diketahui, mineral kritis termasuk di dalamnya LTJ menjadi salah satu komoditas yang ditawarkan oleh Indonesia kepada Amerika Serikat (AS) untuk menekakan persentase tarif resiprokal yang dikenakan ke Indonesia sebesar 32%.

Baca Juga: Timah (TINS) Targetkan Produksi Naik 15% Tahun Ini

Menurut TINS, saat ini proyek masih berada pada tahap penelitian dan pengembangan di skala pilot plant. Namun, apabila ke depannya produk ini dipasarkan, prioritas utamanya adalah mendukung penguatan ekosistem dalam negeri, khususnya untuk kebutuhan industri magnet, elektronik, dan baterai.

"Proyek ini juga selaras dengan strategi pemerintah dalam mendorong pemanfaatan potensi Logam Tanah Jarang di Bangka Belitung sebagai bagian dari program hilirisasi nasional," tutupnya. 

Baca Juga: Timah Tbk (TINS) Bidik Pengembangan Mineral Logam Tanah Jarang di Bangka Belitung

Selanjutnya: Astra Agro Lestari (AALI) Anggarkan Capex Rp 1,5 Triliun, Fokus Replanting

Menarik Dibaca: Diskusi Transformasi Digital Indonesia di Batam oleh Schneider Electric

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×