Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Bukit Asam tahun ini optimistis membidik produksi batubara hingga 24 juta ton di tahun ini. Target tersebut naik sebesar 22% di bandingkan pencapaian tahun 2016 yang sebesar 19,62 juta ton.
Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam (PTBA) Adib Ubaidillah mengatakan, pertumbuhan target produksi ini secara jangka panjang tampaknya memang masih dibayangi sentimen negatif dari China dan India.
“Pemerintah China melalui National Development and Reform Commission (NDRC) kembali menegaskan rencana penurunan produksi baja nasional dalam rangka menekan kelebihan kapasitas produksi di sektor ini,” ujarnya kepada KONTAN, Jumat (10/2).
Sementara dari India, pemerintah negara tersebut meminta produsen-produsen listrik di India untuk mengurangi impor batubara dan sebaliknya meningkatkan pembelian batubara domestik India. Lalu, belum pulihnya perekonomian global mengakibatkan permintaan bahan bakar menjadi menurun tidak terkecuali batubara PTBA. Perusahaan ini mengalami penurunan penjualan ekspor sebesar 6% dari 9,05 juta ton pada tahun 2015 menjadi 8,49 juta ton pada tahun 2016.
Selain itu, jika harga batubara kembali turun maka akan banyak perusahaan tambang yang menghentikan operasinya serta target produksi nasional tidak akan tercapai.
Adapun untuk tahun ini, PTBA melancarkan strategi korporasi integrasi vertikal dan horizontal dengan fokus pada bisnis tambang (generic), bisnis pembangkit (power) dan bisnis benefisiasi dan pendukung. Untuk tahun 2017 PTBA mengutamakan product driven untuk ditawarkan ke pasar dalam rangka optimalisasi cadangan batubara low to medium calorie, efisiensi di segala lini.
“Juga pengembangan usaha yang meliputi organik dan anorganik, serta optimalisasi anak perusahaan/afiliasi dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis,” imbuhnya.
Sekadar informasi saja, PTBA merencanakan investasi di tahun 2017 sebesar Rp 4,4 triliun yang terdiri dari investasi rutin, non rutin dan pengembangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News