Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding menargetkan suplai pasokan tandan kosong kelapa sawit mencapai 1 juta ton dalam rangka kerja sama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk program cofiring biomassa.
Corporate Secretary Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Imelda Alini mengatakan, suplai tandan kosong ini ditargetkan mencapai 0,5 juta ton hingga 1 juta ton. Ttandan kosong dinilai lebih siap untuk dijadikan sebagai suplai bahan baku.
"PTPN III memiliki area yang perlu dioptimalkan sekitar 12.200 hektare (ha), dapat digunakan untuk mendukung program energi baru dan terbarukan (EBT) dengan penanaman pohon kayu yang sesuai. Namun, PTPN III lebih mengutamakan pemanfaatan produk sawit. Apalagi, tandan kosong diproduksi kontinyu setiap hari," ujar Imelda kepada Kontan.co.id, Jumat (26/2).
Imelda menambahkan, saat ini pasokan memang belum dilakukan ke PLN. Pasalnya kajian untuk pelaksanaan cofiring pada pembangkit masih dilakukan oleh konsultan. Selain itu, disaat bersamaan, PTPN III juga tengah menanti hasil ujicoba cofiring di PLTU milik PLN.
Baca Juga: PLN tambah serapan 3 kargo LNG dan 70 MMSCFD gas bumi
Hasil kajian ini nantinya bakal digunakan sebagai pedoman dalam menyusun head of agreement (HoA).
Imelda menilai, regulasi yang ada saat ini sudah cukup efektif. Kendati demikian, PTPN III berharap adanya regulasi yang membuat harga tandan kosong yang telah diproses dihargai sama dengan batubara sesuai dengan kalori.
Selain itu, dukungan regulasi juga dinilai masih dibutuhkan untuk sejumlah hal lain. "Perlu adanya penugasan dan regulasi pemerintah yang mengatur implementasi cofiring sebagai EBT. Hal ini ditujukan untuk mendukung perusahaan program ramah lingkungan dan berkelanjutan," pungkas Imelda.
Disisi lain, PLN melaksanakan ujicoba co-firing pada 26 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Indonesia sebagai upaya mendorong peningkatan kapasitas Pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi 16 Giga Watt (GW) pada tahun 2024.
Asal tahu saja, Co-Firing merupakan proses penambahan biomassa sebagai bahan bakar pengganti parsial atau bahan campuran batubara di PLTU. PLN berencana untuk dapat melakukan Co-Firing pada 52 lokasi PLTU Batubara eksisting sampai dengan tahun 2024.
Hingga awal tahun ini, PLN telah melakukan uji coba pada 26 unit PLTU di seluruh Indonesia jumlah ini akan terus bertambah sesuai roadmap yang telah ditetapkan. Sebanyak 7 (tujuh) di antaranya telah berhasil beroperasi secara komersial, yakni, PLTU Paiton, Ciranjang, Ketapang, Sanggau, Pacitan, Suralaya dan Anggrek. Pada tahun 2020, PLN menargetkan sebanyak 23 unit PLTU dapat beroperasi secara komersial.
Executive Vice President Corporate Communications & CSR PLN, Agung Murdifi mengungkapkan PLN telah berhasil melakukan pengujian Co-firing di PLTU Asam Asam yang dilaksanakan pada Unit 2 dengan kapasitas terpasang sebesar 65 Mega Watt (MW). PLTU Asam Asam merupakan penyuplai listrik besar di Kalsel dan Kalteng.
Bahan bakar biomassa yang digunakan untuk proses pengujian Co-Fring PLTU Asam Asam Unit 2 adalah serbuk gergaji (sawdust). Serbuk gergaji tersebut diperoleh dari beberapa industri penggergaji kayu disekitar daerah Asam Asam.
Pengujian cofiring yang telah dilakukan dengan komposisi campuran sawdust 3% dan 5% menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Parameter operasional peralatan tetap aman selama masa ujicoba dan emisi yang dihasilkan masih dibawah Baku Mutu Emis sesuai Permen KLHK No. 15 Tahun 2019.
“Harapannya setelah melihat hasil evaluasi pelaksanaan ujicoba co-firing ini, ke depannya PLTU Asam Asam dapat melanjutkan cofiring ke tahap komersil, sehingga dapat mendukung secara penuh Program Transformasi PLN dalam aspek Green,” ujar Agung, Jumat (26/2).
Selanjutnya: Dorong bauran EBT, PLN laksanakan uji coba cofiring pada 26 PLTU
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News