Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Produsen kertas PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk membidik penjualan di atas Rp 500 miliar tahun ini. Target itu jauh di atas realisasi penjualan tahun 2014 yang senilai Rp 34,72 miliar. Perusahaan ini optimistis bisa mengejar target berkat pengoperasian mesin anyar sejak kuartal IV-2014.
Sebagai informasi, tahun lalu Kertas Basuki membelanjakan US$ 45 juta untuk membeli mesin kertas baru di pabrik Banyuwangi, Jawa Timur. Pasca pemasangan mesin anyar, total kapasitas produksi mereka menjadi 270.000 metrik ton kertas per tahun.
Kapasitas produksi berasal dari pengoperasian dua mesin yang mereka sebut paper machine (PM) 3 dan PM 4. Pengoperasian PM 4 itu menggantikan PM 2, sedangkan PM 3 menggantikan PM 1.
Sebelumnya, hingga tahun 2013, Kertas Basuki mengoperasikan mesin PM 1 dan PM 2 di pabrik yang sama, di Banyuwangi. Total kapasitas produksi kedua mesin itu 10.000 metrik ton kertas per tahun. Alhasil, ada lonjakan kapasitas produksi sebanyak 260.000 ton kertas per tahun.
Meski begitu, Kertas Basuki target volume penjualannya tak langsung sebanyak kapasitas produksi pabrik. "Mulai dari awal tahun ini sampai dengan akhir tahun nanti menargetkan bisa menjual 100.000 ton-130.000 metrik ton kertas dengan nilai pendapatan di atas Rp 500 miliar," terang Sonie Budi Wijaya, Direktur Utama PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, Senin (22/6).
Hingga akhir semester I-2015, Kertas Basuki menargetkan penjualan 25.000 ton kertas atau senilai Rp 105 miliar. Itu berarti manajemen Kertas Basuki harus mengejar target penjualan setidaknya 105.000 ton kertas lagi pada semester II-2015. Secara umum, target rata-rata harga jualnya sebesar Rp 5.000 per kilogram.
Kertas Basuki akan berupaya mengejar target penjualan dari pasar domestik dan ekspor. Di pasar mancanegara, perusahaan berkode KBRI di Bursa Efek Indonesia tersebut baru saja menambah tujuan pasar ekspor baru.
April 2015, Kertas Basuki mengekspor perdana ke Vietnam. Lantas sebulan setelahnya yakni Mei 2015, mereka menjual kertas ke Singapura, Malaysia dan Thailand.
Rizalsyah Riezky, Direktur Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk berharap, dari target volume penjualan 130.000 ton kertas tahun ini, penjualan ekspor bisa menopang 40%-60% atau sekitar 52.000 ton-78.000 ton kertas.
Demi memuluskan target penjualan tahun ini, Kertas Basuki mengalokasikan dana belanja modal sekitar US$ 1 juta. "Tidak ada belanja modal ekspansi. Hanya untuk belanja pemeliharaan mesin," terang Riezky.
Selain memperbesar kapasitas produksi, Kertas Basuki ingin mengempiskan porsi bahan baku impor menjadi 40%. Saat ini, porsi bahan baku impor mereka adalah 60% impor dan 40% lokal.
Sepanjang kuartal I-2015 kemarin, Kertas Basuki rugi kurs Rp 29,15 miliar. Perusahaan itu juga mengantongi rugi Rp 41,23 miliar, atau bertambah lima kali lipat lebih dari kuartal I-2014 yang tercatat rugi Rp 6,31 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News