Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen uren, Pupuk Kaltim (PKT) melakukan diversifikasi usaha yang berfokus pada produk bernilai tambah yang ramah lingkungan melalui pengembangan pabrik untuk soda ash.
Untuk diketahui, Soda ash menjadi salah satu komponen bahan baku yang sangat diperlukan di kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun hingga kini untuk memenuhi kebutuhan soda ash, Indonesia masih harus mengandalkan impor.
Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta mengatakan, sebagai produsen urea, Pupuk Kaltim melihat peluang positif ini sebagai bagian dari upaya diversifikasi usaha yang sejalan dengan tujuan pemerintah untuk membangun Indonesia yang lebih mandiri energi dan industrinya.
Hanggara menambahkan, pembangunan soda ash ini menjadi salah satu program hilirisasi yang dilakukan oleh PKT. Selain itu, hal ini juga dilakukan untuk dapat meningkatkan nilai jual komoditas, dan membuka lebih banyak lapangan pekerjaan ke depannya.
"Kami ingin menjadi salah satu pelopor untuk mengurangi impor dengan menyiapkan soda ash produksi dalam negeri,” kata Hanggara dalam keterangan resmi, Selasa (6/6).
Baca Juga: Pupuk Kaltim Mulai Jajaki Pengembangan Teknologi Green Amonia
PKT akan membangun pabrik soda ash dengan kapasitas 300.000 MTPY di lahan seluas 16 hektar di kota Bontang, Kalimantan Timur. Pada tahap awal dari pembangunan pabrik soda ash ini, wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur diikuti oleh Riau, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara akan menjadi sasaran utama distribusi soda ash nantinya.
Rencana pembangunan pabrik soda ash di wilayah kota Bontang juga diharapkan dapat menyerap sekitar 1.000 tenaga kerja lokal di Bontang selama proyek pembangunan pabrik ini berlangsung.
Sementara itu, Project Manager Soda Ash Wildan Hamdani menyampaikan, saat ini, proyek soda ash dalam proses prakualifikasi dan segera akan dilakukan tender. Proyek ini nantinya akan dibangun di kawasan Industri Kaltim Industrial Estate (KIE) yang masih berada di area PKT di Bontang. Izin lingkungan juga sudah diperoleh pada Desember 2022 yang lalu.
"Dalam proses pembangunan pabrik soda ash ini, kami juga melihat adanya potensi pelibatan industri lokal untuk pengadaan bahan baku soda ash seperti garam industri," ujar dia.
Selain garam, bahan baku pembuatan soda ash yaitu CO2 dan amonia. Jika semua berjalan lancar, ditargetkan pabrik soda ash ini akan selesai dibangun pada akhir tahun 2026.
“Dengan dibangunnya pabrik soda ash ini, selain bisa mengurangi impor Indonesia, ini nantinya akan menyerap lebih banyak CO2 sekitar 174.000 ton per tahun sehingga beban emisi CO2 perusahaan tidak hanya berkurang namun juga dapat digunakan menjadi produk yang lebih bermanfaat untuk industri dan kehidupan harian masyarakat,” pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News