Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna menjawab tantangan produktivitas pertanian nasional, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) telah menginisiasi program Makmur, yang fokus menciptakan ekosistem pertanian yang mendukung bagi para petani. Sejak diinisiasi pada 2020 lalu, realisasi program Makmur terus meningkat setiap tahunnya.
Direktur Keuangan dan Umum PKT, Qomaruzzaman menuturkan, sepanjang tahun 2021, program Makmur berhasil menggandeng 9,780 petani untuk bergabung. Capaian ini mampu melebihi target yang telah ditetapkan sebelumnya, yakni sebanyak 9,000 petani.
Selain itu, PKT juga berhasil mengembangkan 18.110 hektar atau melebihi 151% dari target 2021. "Selain mendampingi petani secara intensif dalam proses operasional sehari-hari, kami juga terus memperkuat kolaborasi end-to-end dengan berbagai pihak seperti instansi keuangan, instansi pemerintahan, hingga korporasi," ungkap Qomaruzzaman, dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/3).
Baca Juga: Pupuk Indonesia Sudah Salurkan Lebih dari 1 Juta Ton Pupuk Subsidi
Melalui upaya ini, PKT tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas petani, tetapi juga dinilai akan mendorong tercapainya kesejahteraan petani secara finansial. Pada tahun 2022 ini, PKT akan terus fokus memperluas pengembangan program Makmur, terutama ke wilayah Indonesia Timur, mengingat besarnya potensi pertanian di wilayah tersebut.
Selain itu, PKT juga fokus pada penerapan triple bottom-line 3P (people, planet, dan profit) di setiap langkah yang akan dilakukan ke depannya, guna menjamin budidaya pertanian yang berkelanjutan. Integrasi teknologi pun menjadi salah satu fokus PKT agar dalam proses menjalankan program semakin efektif dan efisien untuk mencapai target di tahun 2022 ini.
Dalam kesempatan yang sama, Project Manager Program Makmur PKT, Adrian R.D. Putera menyampaikan bahwa selama lebih dari dua tahun memperluas program Makmur, PKT juga melihat adanya tren dalam pengembangannya, baik itu secara karakteristik geografis maupun komoditas unggulan di setiap daerah pengembangan.
"Salah satunya adalah dengan menggali potensi komoditas unggulan alternatif yang mampu memberikan nilai ekonomi lebih bagi para petani, seperti kelapa sawit. Selain itu, kolaborasi dengan kelompok tani di tiap wilayah pengembangan PKT, dapat mempercepat proses keikutsertaan petani ke dalam program Makmur," ungkap Adrian.
Guna menciptakan manfaat yang lebih luas kepada sebanyak-banyaknya petani, PKT menargetkan 25,000 orang petani menjadi anggota dari program Makmur di tahun 2022 sesuai dengan RKAP, dan target cakupan lahan mencapai 60,000 hektar yang tersebar di wilayah pengembangan program Makmur yang dimandatkan kepada PKT, yakni Sulawesi (Barat, Selatan, Tengah dan Utara), Jawa (Tengah dan Timur), Kalimantan (Barat, Timur dan Utara), NTB, NTT, dan Papua Barat.
"Beberapa wilayah pengembangan program Makmur PKT khususnya di Indonesia timur memiliki tingkat kesejahteraan dan ekonomi daerah yang rendah. Oleh karena itu, dengan adanya program Makmur ini diharapkan dapat meringankan beban petani di wilayah tersebut dan meningkatkan pendapat mereka sehingga ekonomi keluarga pun meningkat," ujar Adrian.
Kehadiran ekosistem pertanian end-to-end, disebut Adrian dapat membantu petani lebih produktif. Di mana, berdasarkan studi yang dilakukan PKT, petani Indonesia saat ini masih dihadapkan oleh sejumlah tantangan, di antaranya adalah minimnya akses permodalan, kurangnya fasilitas sarana produksi, pemahaman terhadap kebutuhan pasar dan praktik budidaya yang intensif, dan jaminan pasar atau offtaker bagi beberapa komoditas utama.
"Oleh karena itu program Makmur dirancang untuk menjawab kebutuhan para petani melalui berbagai inisiatif strategis," sambungnya.
Pertama, PKT menjamin adanya pasar atau pihak yang akan membeli hasil panen. Di sini terpilih pihak yang terpercaya dan penuh komitmen untuk membeli hasil panen petani sesuai dengan harga pasar yang ada.
Baca Juga: Pupuk Kaltim Perluas Pemanfaatan Biodex, Atasi Limbah Organik Petani hingga Limbah RT
Selain itu, offtaker juga dapat mengolah hasil panen untuk menciptakan nilai tambah produk. Selanjutnya, PKT memberikan akses permodalan bagi para petani yang merupakan mitra program Makmur. Beberapa instansi perbankan yang ikut tergabung adalah BNI, BRI, dan Mandiri yang siap mendukung petani dengan modal yang dibutuhkan.
Selain itu, petani juga mendapatkan perlindungan terhadap risiko gagal panen atau gagal bayar yang mungkin dialami oleh petani melalui asuransi yang tersedia.
Terakhir, PKT melakukan pendampingan teknis bagi para petani yang meliputi kegiatan analisis tanah, pendampingan argonomis dan budidaya, rekomendasi pemupukan, hingga teknologi dan mekanisasi pertanian melalui aplikasi IFARM - RMS untuk melakukan proses monitoring tanaman secara digital dan mengakses ekosistem dari hulu ke hilir (rantai pasok).
Lalu, PKT juga mendistribusikan sarana produksi yang diantaranya adalah benih, pestisida, dan pupuk yang terjamin kualitasnya sebagai upaya mengoptimalkan produktivitas petani. "Melalui ekosistem pertanian end-to-end tersebut, kami tidak hanya fokus untuk menjawab tantangan produktivitas pertanian, tapi juga menjamin pertanian yang berkelanjutan,” tutup Adrian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News