kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   -2.000   -0,09%
  • USD/IDR 16.633   -23,00   -0,14%
  • IDX 8.071   27,26   0,34%
  • KOMPAS100 1.115   1,03   0,09%
  • LQ45 783   -1,20   -0,15%
  • ISSI 284   1,67   0,59%
  • IDX30 411   -0,03   -0,01%
  • IDXHIDIV20 466   -1,32   -0,28%
  • IDX80 123   0,18   0,14%
  • IDXV30 133   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 130   0,01   0,01%

Pusat Perbelanjaan Jakarta Melambat, Wilayah Bodetabek Jadi Tujuan Ekspansi


Kamis, 02 Oktober 2025 / 21:16 WIB
Pusat Perbelanjaan Jakarta Melambat, Wilayah Bodetabek Jadi Tujuan Ekspansi
ILUSTRASI. Colliers Indonesia mencatat per kuartal III-2025 pasokan ritel di Jakarta ada 4,95 juta meter persegi,. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelambatan pembangunan pusat belanja terjadi di Jakarta.

Colliers Indonesia mencatat per kuartal III-2025 pasokan ritel di Jakarta ada 4,95 juta meter persegi, sedikit bertambah dari total pasokan 4,86 juta meter persegi pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Di wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) juga tumbuh tipis menjadi 3,3 juta meter persegi dari 3,2 juta meter persegi pada kuartal III-2024.

Sementara itu, okupansi ritel di Jakarta baru berhasil tumbuh tipis menjadi 74,7% dari posisi 74,4% pada kuartal III-2024. Di wilayah Bodetabek malah turun, dari posisi 69,2% pada kuartal III-2024 menjadi 69,0% pada kuartal III-2025. 

Ketua Umum Asosiasi Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menjelaskan pelambatan tersebut terjadi seiring perubahan arah pengembangan pusat belanja yang kini lebih banyak mengadopsi konsep superblock (mixed-use).

Baca Juga: Kerusuhan Ancam Operasional Pusat Perbelanjaan, Industri Mal dan Ritel Was-Was

“Pengembangan pusat perbelanjaan di Jakarta lebih ke konsep superblock yang memadukan mal dengan apartemen, perkantoran, dan hotel. Salah satu pertimbangannya karena harga tanah di Jakarta sudah sangat mahal,” ujar Alphonzus kepada Kontan, Rabu (1/10/2025).

Masalahnya, hingga saat ini sektor apartemen dan perkantoran belum sepenuhnya pulih pasca pandemi Covid-19. Kondisi ini membuat ekspansi pusat perbelanjaan di ibu kota ikut tertahan.

Sebagai gantinya, pertumbuhan pusat belanja lebih banyak terjadi di wilayah penyangga Jakarta, yakni Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek). Alphonzus bilang pusat perbelanjaan di Bodetabek dimaksudkan untuk lebih dekat dengan konsumen, mengingat mayoritas penduduk Jakarta sebenarnya bertempat tinggal di Bodetabek.

Selain itu, keberadaan mal di daerah penyangga juga membantu mengurangi kepadatan Jakarta. Masyarakat tidak perlu lagi berbondong-bondong ke ibu kota hanya untuk berkunjung ke pusat belanja. Pembangunan di kawasan penyangga juga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sehingga pembangunan lebih merata.

Baca Juga: Ini Sektor yang Diuntungkan dari Kemunculan Rojali dan Rohana di Pusat Perbelanjaan

Okupansi Mal Bisa Capai 85% pada Akhir Tahun 2025

APPBI memperkirakan tingkat okupansi pusat perbelanjaan secara nasional pada 2025 berada di kisaran 80%–85%.

Pasalnya, Alphonzus mencatat semakin banyak merek asing yang membuka toko di Indonesia. “Indonesia punya pasar besar, lebih dari 280 juta penduduk, pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil, serta mayoritas kelas menengah yang cocok dengan produk-produk tersebut,” katanya.

Menurut Alphonzus, merek asing yang masuk sebagian besar berasal dari kategori menengah, yang memang sesuai dengan dominasi kelas menengah di Indonesia.

Selanjutnya: Kinerja Reksadana Saham Moncer Hingga September 2025, Begini Strategi Investasinya

Menarik Dibaca: Jadi Tren, Ini 6 Manfaat Olahraga Padel untuk Wanita

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×