Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah mencatatkan penurunan penjualan bersih di 2019 sebesar 2,8% year on year (yoy), emiten farmasi PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) menargetkan penjualan bisa tumbuh konservatif 5%-6% di sepanjang tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Pyridam Farma, Ryan Arvin Sutikno mengatakan di tiga bulan pertama tahun ini, wabah corona belum berdampak ke kinerja PYFA.
"Perusahaan yang bergerak di bidang farmasi saat ini relatif masih terjaga kinerjanya. Hingga kuartal I 2020 proyeksinya akan tumbuh dibandingkan periode sama di tahun lalu," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4).
Baca Juga: Penjualan Pyridam Farma (PYFA) turun di 2019, ini penyebabnya
Bisa dibilang, PYFA mendapat berkah karena penjualan obat resepnya tumbuh signifikan di sepanjang Maret 2020. Ryan mengungkapkan penjualan obat resep vitamin untuk imunitas tubuh melonjak 40%-50% yoy di Maret 2020. "Maka itu, penjualan masih terjaga di kuartal I 2020," kata Ryan.
Di sepanjang tahun ini, PYFA mematok target penjualan bisa tumbuh 4%-5% yoy. Meski hingga saat ini masih optimistis, PYFA akan terus memonitor perkembangan wabah corona karena pasti akan ada dampaknya ke perusahaan.
Pyridam Farma berencana merilis produk kemasan atau sediaan baru sebanyak 15-20 produk. Produk ini bukan murni produk baru, tetapi menambah jenis portofolio seperti sediaan yang tadinya belum ada, semisal kapsul. "Nantinya produk yang akan dirilis kebanyakan dari segmen obat peresepan," ujar Ryan.
Selain itu, PYFA akan coba masuk, berkontribusi memasok obat untuk program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan menyuplai obat resep. Sebab di tahun lalu PYFA gagal masuk JKN.
Dalam menghadapi efek gulir corona seperti kurs rupiah terhadap dolar yang melemah sehingga berdampak ke harga bahan baku, Ryan mengakui Pyridam Farma sudah menyiapkan stok bahan baku yang masih cukup 3 bulan-6 bulan mendatang.
Baca Juga: Sektor farmasi melejit, pilih investasi atau trading?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News