Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli
Mayoritas adalah proyek-proyek energi surya di luar Pulau Jawa, antara lain yaitu proyek Sampoerna Kayoe di Maluku dengan kapasitas energi surya sebesar 12.000 kWp dan potensial kapasitas 10,1 mwp + 8,9 Mwh BESS, lalu proyek energi surya untuk PLN, Interport, Petrosea, juga untuk industri tekstil dan rokok.
Target manajemen, EMITS bisa memperoleh kontrak pemasangan sebesar 80 Megawatt peak (MWp) sampai 100 MWp di tahun 2023.
PT TBS Energi Utama Tbk juga tidak ketinggalan mengail peluang bisnis dari sektor EBT. Emiten berkode saham “TOBA” tersebut mengincar target komposisi pendapatan 50% dari energi bersih pada 5-6 tahun ke depan.
Dalam acara Hotel Fairmont selepas acara Saratoga Investment Summit, Kamis (26/1), Wakil Direktur Utama TOBA, Pandu Patria Sjahrir menyampaikan bahwa pihaknya tengah membidik 3-4 proyek pengembangan pembangkit EBT. Ia tidak merinci proyek-proyek mana saja yang dimaksud.
Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Tingkatkan Kapasitas Produksi Hingga 1.272 MW
Sebelumnya, TOBA telah memiliki proyek EBT berjalan. Kontan.co.id mencatat, TOBA tengah mengembangkan proyek mini hydro (PLTMh) berkapasitas 2x3 MW yang berlokasi di Sungai Way Besar, Kecamatan Sumber Jaya, Provinsi Lampung.
PT Adimitra Energi Hidro yaitu entitas asosiasi dengan kepemilikan tidak langsung sebesar 49% (data laporan keuangan interim TOBA per 30 September 2022), telah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT PLN pada 2021.
Berdasarkan kesepakatan dalam PPA dengan PLN, Commercial Operation Date (COD) direncanakan pada Juni 2024. Selain membangun pembangkit, TOBA juga berencana akan mengakuisisi perusahaan pengembang energi bersih ataupun proyek pembangkitnya.
Baca Juga: Adaro Green, Medco Power, dan Energi Baru TBS Kerjasama di Bisnis Rantai Pasok PLTS
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan, ambisi Pemerintah Singapura untuk memacu bauran EBT hingga 3 GW dalam pasokan listrik nasionalnya di 2035 membuka kesempatan bagi para pengembang energi Indonesia untuk memasok kebutuhan tersebut.
“Dengan adanya dua kesempatan ini, pelaku usaha berusaha untuk memenuhi permintaan/kesempatan yang ada,” kata Fabby saat dihubungi Kontan.co.id (19/3).
Lebih lanjut, Fabby menambahkan bahwa peluang untuk memasok listrik ke Singapura menciptakan kesempatan serta permintaan untuk mendorong pertumbuhan industri hilir dan hulu.
“Saya menilai, model yang dikembangkan pemerintah Indonesia via Kemenko Marves bekerja sama dengan pemerintah Singapura adalah sesuatu terobosan. Di sini ada technology provider yaitu produsen sel dan modul surya tier-1, komponen PLTS, dan energy storage, dan bekerja sama langsung dengan pengembang PLTS,” kata Fabby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News