kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ramai-Ramai Mencuil Peluang Bisnis di Energi Baru Terbarukan


Minggu, 19 Maret 2023 / 21:38 WIB
Ramai-Ramai Mencuil Peluang Bisnis di Energi Baru Terbarukan
Adaro Power mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap dan terapung di area operasional pelabuhan/terminal khusus batubara Adaro di Kelanis, Kalimantan Tengah.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Grup Adaro memperkuat portofolio bisnis di bidang energi terbarukan. Lewat PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green), Grup Adaro berencana membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Provinsi Kepulauan Riau.

Presiden Direktur PT Adaro Power, Dharma Djojonegoro mengatakan bahwa PLTS tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi baru dan terbarukan (EBT) di dalam negeri dan kawasan regional.

Pada akhirnya, Adaro akan menjadi independent power producer (IPP) dengan PLTS tersebut. Dharma tidak merinci jadwal proyek atau jumlah kapasitas PLTS yang direncanakan terpasang.

“Sesuai arahan pemerintah, kami akan menggunakan permintaan yang tinggi dari Singapura untuk EBT yang tidak intermiten dengan membangun industri rantai pasok solar PV,” kata Dharma kepada Kontan.co.id pada Minggu (19/3).

Baca Juga: Anak Usaha TOBA, PT Energi Baru TBS Tandatangani MoU Pengembangan Energi Terbarukan

Saat ini, pemerintah sedang menjalin kerja sama dengan Pemerintah Singapura untuk mengembangkan EBT. Upaya ini telah membuahkan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dengan Kantor Perdana Menteri Singapura.

Nota kesepahaman tersebut mencakup kerja sama investasi pengembangan industri dan kapabilitas manufaktur EBT di Indonesia dari hulu ke hilir, serta perdagangan listrik lintas batas antara kedua negara.

Adaro Green, PT Medco Power Indonesia (Medco Power), dan PT Energi Baru TBS (Energi Baru) juga telah menandatangani nota kesepahaman pengembangan energi terbarukan (EBT) serta rantai pasok Solar Photovoltaic (PV) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) di Indonesia dengan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai (OEM/Original Equipment Manufacturer) pada Kamis (16/3).

Beberapa pabrikan tersebut termasuk PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, LONGi Solar Technology Co., Ltd, Jiangsu Seraphim Solar System Co., Ltd, Znshine PV-Tech Co., Ltd, Sungrow Power Supply Co., Ltd, PT Huawei Tech Investment, dan REPT BATTERO Energy Co.,Ltd.

Baca Juga: Menteri ESDM Tegaskan Tak Ada Penyesuaian Harga Gas Khusus untuk 7 Sektor Industri

“Saat ini kami sedang fokus bekerja sama erat dengan supplier solar PV untuk mendetailkan rencana pembangunan rantai pasok industri panel surya nasional sesuai dengan harapan pemerintah,” ujar Dharma.

Adaro bukan satu-satunya perusahaan batubara yang melirik sektor energi terbarukan. PT Indika Energy Tbk (INDY) juga merancang sejumlah rencana proyek pembangkitan energi surya pada tahun 2023 melalui anak usahanya, Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS).

Mayoritas adalah proyek-proyek energi surya di luar Pulau Jawa, antara lain yaitu  proyek Sampoerna Kayoe di Maluku dengan kapasitas energi surya sebesar 12.000 kWp dan potensial kapasitas 10,1 mwp + 8,9 Mwh BESS, lalu proyek energi surya untuk PLN, Interport, Petrosea, juga untuk industri tekstil dan rokok.

Target manajemen, EMITS bisa memperoleh kontrak pemasangan sebesar 80 Megawatt peak (MWp) sampai 100 MWp di tahun 2023. 

PT TBS Energi Utama Tbk juga tidak ketinggalan mengail peluang bisnis dari sektor EBT. Emiten berkode saham “TOBA” tersebut mengincar target komposisi pendapatan 50%  dari energi bersih pada 5-6 tahun ke depan. 

Dalam acara Hotel Fairmont selepas acara Saratoga Investment Summit, Kamis (26/1), Wakil Direktur Utama TOBA, Pandu Patria Sjahrir menyampaikan bahwa pihaknya tengah membidik 3-4 proyek pengembangan pembangkit EBT. Ia tidak merinci proyek-proyek mana saja yang dimaksud.

Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Tingkatkan Kapasitas Produksi Hingga 1.272 MW

Sebelumnya, TOBA telah memiliki proyek EBT berjalan. Kontan.co.id mencatat, TOBA tengah mengembangkan proyek mini hydro (PLTMh) berkapasitas 2x3 MW yang berlokasi di Sungai Way Besar, Kecamatan Sumber Jaya, Provinsi Lampung. 

PT Adimitra Energi Hidro yaitu entitas asosiasi dengan kepemilikan tidak langsung sebesar 49% (data laporan keuangan interim TOBA per 30 September 2022), telah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT PLN pada 2021. 

Berdasarkan kesepakatan dalam PPA dengan PLN, Commercial Operation Date (COD) direncanakan pada Juni 2024. Selain membangun pembangkit, TOBA juga berencana akan mengakuisisi perusahaan pengembang energi bersih ataupun proyek pembangkitnya. 

Baca Juga: Adaro Green, Medco Power, dan Energi Baru TBS Kerjasama di Bisnis Rantai Pasok PLTS

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan, ambisi Pemerintah Singapura untuk memacu bauran EBT hingga 3 GW dalam pasokan listrik nasionalnya di 2035 membuka kesempatan bagi para pengembang energi Indonesia untuk memasok kebutuhan tersebut. 

“Dengan adanya dua kesempatan ini, pelaku usaha berusaha untuk memenuhi permintaan/kesempatan yang ada,” kata Fabby saat dihubungi Kontan.co.id (19/3).

Lebih lanjut, Fabby menambahkan bahwa peluang untuk memasok listrik ke Singapura menciptakan kesempatan serta permintaan untuk mendorong pertumbuhan industri hilir dan hulu. 

“Saya menilai, model yang dikembangkan pemerintah Indonesia via Kemenko Marves bekerja sama dengan pemerintah Singapura adalah sesuatu terobosan. Di sini ada technology provider yaitu produsen sel dan modul surya tier-1, komponen PLTS, dan energy storage, dan bekerja sama langsung dengan pengembang PLTS,” kata Fabby.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×