kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Ramai-Ramai Mencuil Peluang Bisnis di Energi Baru Terbarukan


Minggu, 19 Maret 2023 / 21:38 WIB
Ramai-Ramai Mencuil Peluang Bisnis di Energi Baru Terbarukan
Adaro Power mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap dan terapung di area operasional pelabuhan/terminal khusus batubara Adaro di Kelanis, Kalimantan Tengah.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Grup Adaro memperkuat portofolio bisnis di bidang energi terbarukan. Lewat PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green), Grup Adaro berencana membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Provinsi Kepulauan Riau.

Presiden Direktur PT Adaro Power, Dharma Djojonegoro mengatakan bahwa PLTS tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi baru dan terbarukan (EBT) di dalam negeri dan kawasan regional.

Pada akhirnya, Adaro akan menjadi independent power producer (IPP) dengan PLTS tersebut. Dharma tidak merinci jadwal proyek atau jumlah kapasitas PLTS yang direncanakan terpasang.

“Sesuai arahan pemerintah, kami akan menggunakan permintaan yang tinggi dari Singapura untuk EBT yang tidak intermiten dengan membangun industri rantai pasok solar PV,” kata Dharma kepada Kontan.co.id pada Minggu (19/3).

Baca Juga: Anak Usaha TOBA, PT Energi Baru TBS Tandatangani MoU Pengembangan Energi Terbarukan

Saat ini, pemerintah sedang menjalin kerja sama dengan Pemerintah Singapura untuk mengembangkan EBT. Upaya ini telah membuahkan penandatanganan nota kesepahaman antara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dengan Kantor Perdana Menteri Singapura.

Nota kesepahaman tersebut mencakup kerja sama investasi pengembangan industri dan kapabilitas manufaktur EBT di Indonesia dari hulu ke hilir, serta perdagangan listrik lintas batas antara kedua negara.

Adaro Green, PT Medco Power Indonesia (Medco Power), dan PT Energi Baru TBS (Energi Baru) juga telah menandatangani nota kesepahaman pengembangan energi terbarukan (EBT) serta rantai pasok Solar Photovoltaic (PV) dan Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) di Indonesia dengan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai (OEM/Original Equipment Manufacturer) pada Kamis (16/3).

Beberapa pabrikan tersebut termasuk PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, LONGi Solar Technology Co., Ltd, Jiangsu Seraphim Solar System Co., Ltd, Znshine PV-Tech Co., Ltd, Sungrow Power Supply Co., Ltd, PT Huawei Tech Investment, dan REPT BATTERO Energy Co.,Ltd.

Baca Juga: Menteri ESDM Tegaskan Tak Ada Penyesuaian Harga Gas Khusus untuk 7 Sektor Industri

“Saat ini kami sedang fokus bekerja sama erat dengan supplier solar PV untuk mendetailkan rencana pembangunan rantai pasok industri panel surya nasional sesuai dengan harapan pemerintah,” ujar Dharma.

Adaro bukan satu-satunya perusahaan batubara yang melirik sektor energi terbarukan. PT Indika Energy Tbk (INDY) juga merancang sejumlah rencana proyek pembangkitan energi surya pada tahun 2023 melalui anak usahanya, Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS).



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×