Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan produk herbal atau jamu meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat menjaga daya tahan tubuh dalam menghadapi wabah corona. Adapun sejumlah produsen jamu mengakui adanya peningkatan permintaan dan penjualan dibandingkan hari biasanya.
Marketing Communication OT Grup, Harianus Zebua menyatakan produk OT Group yang menggunakan bahan baku herbal alami adalah Kiranti dan Jagak. Adapun keduanya mengandung rempah seperti kunyit, jahe, dan kencur yang direkomendasikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Baca Juga: Dampak virus corona, Menaker terbitkan surat edaran tentang pelindungan buruh
"Kedua produk tersebut belum mengalami lonjakan penjualan signifikan layaknya masker dan hand sanitizer. Namun untuk produk Jagak sudah ada permintaan dari toko umum (non chain stores) di dalam pulau Jawa untuk menyetok dari sebelumnya tidak membeli," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (17/3).
Harianus menjelaskan sejauh ini ada peningkatan terjadi di sell in, artinya toko mulai stok. Lebih lanjut Harianus menjelaskan fenomena stok jamu ini bisa dibilang mengindikasikan toko mulai mengantisipasi permintaan dari konsumen. Adapun untuk penjualan ke konsumen diakui Harianus masih belum bisa kelihatan.
Selain jamu keluaran OT Group, produk herbal Sido Muncul yakni Tolak Angin juga mulai mencerminkan permintaan yang lebih banyak dari biasanya.
Baca Juga: Cegah penularan corona, Phapros optimalkan penggunaan teknologi komunikasi
Direktur Utama PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), David Hidayat menjelaskan di bulan Januari-Februari terjadi lonjakan penjualan produk fast moving SIDO seperti Tolak Angin di pasar. "Hal ini dipicu oleh permintaan masyarakat yang mendadak lebih banyak dari sebelumnya," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (12/3).
David mengungkapkan menurut Sub Distributornya, permintaan tidak hanya dari grosir atau modern channel, tapi juga dari perkantoran yang membeli dalam jumlah banyak bahkan sampai berkarton-karton.
Katanya, produk SIDO yang dibeli itu untuk konsumsi staf atau pegawainya. Adapun permintaan yang meningkat pada produk Tolak Angin berlanjut di Maret.
Baca Juga: Wabah virus corona tekan laju penjualan mobil, APM berharap pada momentum lebaran
Meski sudah ada gambaran bagaimana lonjakan penjualan yang terjadi di awal tahun ini, David masih belum bisa blak-blakan soal pertumbuhan penjualannya jika dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.
"Target kami masih konservatif tumbuh 10% di kuartal I 2020," kata David.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News