kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Realisasi impor beras terhambat cuaca dan fasilitas pelabuhan


Minggu, 20 Maret 2011 / 11:47 WIB
Realisasi impor beras terhambat cuaca dan fasilitas pelabuhan
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat pelantikan Kepala BKF di Jakarta (3/4/2020).


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Tenggat waktu realisasi impor beras tinggal sepuluh hari lagi. Tapi, hingga saat ini realisasi impor beras baru baru sekitar 68% dari total kontrak. Asal tahu saja, pemerintah menetapkan batas waktu realisasi impor beras hingga 31 Maret 2011 mendatang.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan realisasi pengadaan beras luar negeri per 16 Maret 2011 sebesar 1,37 ton atau 68,78% dari total kontrak impor beras sebesar 1,99 ton. Selama Februari - Maret 2011 realisasi impor beras sebesar 468.390 ton.

Direktur Utama Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Sutarto Alimoeso mengungkapkan selama ini ada beberapa hambatan dalam realisasi impor beras. "Yang menyebabkan impor agak terhambat selama ini adalah fasilitas pelabuhan. Kedua adalah masalah administrasi," ujarnya akhir pekan lalu. Selain itu, masalah cuaca yang masih ekstrim juga menghambat pengiriman beras dari negara asal.

Sutarto juga menekankan, pemerintah tidak akan memperpanjang tenggat waktu realisasi pengadaan beras impor ini. Menurutnya, jadwal pengapalan beras impor ini terakhir pada tanggal 26 Maret 2011. "Dari negara asal (Vietnam dan Thailand) ke Indonesia hanya membutukan waktu sekitar 3 hari - 4 hari," ungkapnya. Artinya, pada 31 Maret saat tenggat waktu impor berakhir, beras ini sudah mulai dibongkar di pelabuhan.

Meski realisasi impor sedikit tersendat, tapi Sutarto bilang stok beras di dalam negeri masih cukup. Pasalnya, saat ini Bulog juga terus melakukan pengadaan beras dari dalam negeri menyusul mulainya musim panen. Sutarto bilang hingga Jumat (18/3) kontrak pengadaan dari dalam negeri sebesar 225.000 ton gabah kering panen (GKP). Sedangkan yang sudah masuk ke gudang Bulog sebanyak 195.000 ton GKP.

Harga berasn pun kini mulai melandai. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan harga rata-rata beras nasional untuk jenis beras medium sebesar Rp 7.201 per kg. Harga ini sudah mulai turun ketimbang harga rata-rata beras medium pada Januari 2011 yang sebesar Rp 7.376 per kg.

Syamsul Hilataha, Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, pengelola Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mengungkapkan, tren harga beras saat ini terus menurun. "Harga beras yang saat ini sudah beranjak turun tetap bisa dipertahankan agar tetap stabil," katanya pekan lalu.

Ia mencontohkan, saat ini beras jenis IR-64 di PIBC sudah ada pada kisaran Rp 5.800 per kg. Harga ini sudah turun dari bulan lalu yang sebesar Rp 6.000 per kg. "Harga beras ini sudah cukup stabil," kata Syamsul.

Untuk menekan harga beras, Bulog hingga saat ini juga terus menggelontorkan beras Operasi Pasar (OP). Sutarto bilang hingga Jumat (18/3) Bulog telah menggelontorkan beras OP sebanyak 129.815 ton atau hampir mendekati 130.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×