Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi wajib tanam bawang putih masih minim. Pasalnya, hingga saat ini, realisasi tanam bawang putih masih sekitar 1.380 hektare dari kewajiban tanam sekitar 7.600 Ha.
"Realisasi tanam dari Rekomendasi Impor Produk Hortikultura ( RIPH ) 2017 ada sekitar 1.100 Ha yang sudah selesai dan sekitar 2.500 ha yang kami tagih, paling lambat Desember 2018 harus terealisasi. Kalau RIPH 2018 baru sekitar 280 Ha, dari kewajiban seluas sekitar 4.000 Ha," ujar Direktorat Jenderal Hortikuktura, Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto kepada Kontan.co.id, Kamis (5/7).
Sebelumnya, Prihasto membeberkan bahwa kewajiban tanam dari RIPH 2017 - 2018 ada sebanyak 12.828 Ha. Namun, menurut Prihasto terdapat beberapa perusahaan yang tidak muncul setelah mendapatkan RIPH.
Dia bilang, Kemtan sedang menegur perusahaan tersebut. Dia pun membeberkan, wajib tanam yang seharusnya dilakukan importir tersebut belum termasuk dalam lahan seluas 2.500 Ha yang ditunggu untuk direalisasikan.
Prihasto menjelaskan, kendala utama dalam melaksanakan wajib tanam ini adalah ketersediaan benih. Karena itu, Kemtan terus mendorong perusahaan untuk mengimpor benih dari negara-negara yang sudah direkomendasikan, seperti Taiwan, India dan Mesir.
Sayangnya, menurut Prihasto, masih ada importir yang berbucat curang. Dia mengatakan, ada importir yang mengoplos benih dengan benih China, memalsukan dokumen, menggunakan benih yang tidak sesuai dengan rekomendasi, dan beberapa hal lain.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Bawang Putih Indonesia, Pieko Nyoto Setiadi mengaku kendala-kendala untuk menanam bawang putih ini sudah bisa diminimalisir. Adanya perpanjangan tanam hingga 2018 menjadi sebuah angin segar kepada importir.
"Adanya perpanjangan waktu hingga Desember menjadi kesempatan bagi importir untuk menanam dan menjalankan kewajibannya. Importir masih berupaya memenuhi kewajibannya," ujar Pieko.
Pieko pun menyampaikan, kendala yang tadinya adalah benih sekarang sudah bisa diatasi. Pasalnya, benih bawang putih sudah ada yang bisa diproduksi di dalam negeri dan pasokan bawang putih lewat impor pun tersedia.
Untuk masalah lahan, Pieko pun menjelaskan pihaknya masih terus berupaya mencari lahan yang sesuai. "Lahannya ada, tetapi kesulitannya itu adalah mencarinya, kalau sudah ditemukan, importir akan lebih agresif," kata Pieko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News