Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Produk rempah dan madu asal Bali sukses menembus pasar ekspor Hong Kong untuk pertama kalinya.
CV Naralia Group, pelaku usaha kecil menengah (UKM) lokal, melepas ekspor perdana senilai US$ 350.000 atau sekitar Rp 5,6 miliar pada Selasa (29/7/2025). Produk yang dikirim meliputi vanili, kayu manis, pala, dan madu.
Baca Juga: Mendag Busan Ajak UMKM Bali Manfaatkan Program UMKM BISA Ekspor
Pelepasan ekspor dilakukan langsung dari Lini Cargo, Denpasar, Bali, dan menjadi tonggak penting bagi CV Naralia Group yang telah melakukan pendekatan pasar selama lima tahun.
Hong Kong menjadi negara ke-12 tujuan ekspor perusahaan ini, setelah sebelumnya menembus pasar Amerika Serikat, Australia, Spanyol, hingga Singapura.
Direktur CV Naralia Group, Mulianingsih mengatakan bahwa kepercayaan buyer Hong Kong merupakan hasil dari kualitas produk dan partisipasi aktif perusahaan dalam berbagai program Kemendag, termasuk pameran dagang dan business matching.
“Pelepasan ke Hong Kong hari ini menjadi momentum penting bagi kami karena menandai ekspor perdana ke negara tersebut,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (29/7).
Rempah-rempah Indonesia sendiri memiliki prospek cerah di pasar global. Permintaan diperkirakan tumbuh 5–6% per tahun hingga 2028 seiring meningkatnya tren hidup sehat dan konsumsi produk alami.
Baca Juga: Dobel Tekanan untuk Industri Batubara RI: Smelter Nikel Melambat, Ekspor Merosot
Indonesia saat ini berada di posisi keempat sebagai eksportir rempah dunia, setelah India, Vietnam, dan Tiongkok, dengan nilai ekspor mencapai USD 989,5 juta pada 2024.
Menteri Perdagangan Budi Santoso yang turut hadir dalam acara pelepasan menyebut, ekspor oleh CV Naralia Group merupakan bukti bahwa UMKM Indonesia mampu bersaing secara global.
Ia juga mendorong partisipasi aktif pelaku usaha dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 yang akan digelar Oktober mendatang.
Dukungan juga datang dari Gubernur Bali I Wayan Koster, yang menekankan pentingnya transformasi ekonomi Bali agar tidak lagi bergantung pada sektor pariwisata.
Ia mendorong pengembangan produk lokal yang bernilai tambah dan mencerminkan identitas budaya Bali, termasuk penggunaan aksara Bali dalam kemasan ekspor.
Baca Juga: Herbalife Indonesia Ekspor Perdana Suplemen Immunoturmeric ke Malaysia
Ekspor ini merupakan hasil kolaborasi antara pelaku usaha, pemerintah daerah, dan Kementerian Perdagangan, yang terus mendorong pembukaan akses pasar luar negeri bagi produk-produk unggulan Indonesia.
Selanjutnya: Menko Ekonomi: Butuh Investasi Rp 13.000 Triliun agar Ekonomi Tumbuh 8%
Menarik Dibaca: Promo Hypermart Dua Mingguan 31 Juli-13 Agustus 2025, Telur Ayam Kampung Diskon 10%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News