Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) membangun kawasan wisata terpadu dari dana hasil penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) mendapat sorotan tajam.
ASDP berencana IPO pada kuartal pertama 2022 dan menargetkan untuk menyedot pendanaan hingga Rp3,25 triliun. Dana itu akan dipakai untuk mengembangkan bisnis, salah satunya membangun kawasan wisata terpadu Bakauheni Harbour City.
Bambang Haryo Soekartono, pemerhati dan praktisi industri transportasi logistik nasional, khawatir rencana itu membuat ASDP melenceng dari tugas dan bisnis utamanya sebagai BUMN transportasi penyeberangan.
Baca Juga: Lowongan kerja di BUMN PT. ASDP Indonesia Ferry terbaru Juni 2021, ini syaratnya
“Membangun kawasan wisata dan proyek lain di luar core business akan membuat ASDP tidak fokus dan tidak serius menjalankan tugasnya melayani angkutan penyeberangan. Sebelum melenceng jauh, Menteri BUMN, Menteri Perhubungan dan DPR RI perlu segera mengevaluasi rencana dan kinerja ASDP,” kata Bambang dalam keterangannya, Selasa (3/8).
Menurut anggota DPR RI periode 2014-2019 yang pernah membidangi Komisi V dan VI ini, ASDP tidak patut menggunakan dana IPO untuk kepentingan atau bisnis lain yang tidak terkait langsung dengan tugas pokok dan core business-nya.
“Kinerja ASDP di penyeberangan saja belum maksimal, kok mau berbisnis yang lain. Hampir semua lintasan komersial yang dikelola ASDP masih kekurangan dermaga, bahkan kapasitasnya kurang dari 50%. Harusnya fokus bangun dermaga dulu,” tandasnya.
Lebih parah lagi, ungkap Bambang Haryo, sebagian besar dermaga ASDP dalam kondisi memprihatinkan, misalnya fender hilang, dophine tidak lengkap, dan banyak fasilitas rusak, sehingga membahayakan keselamatan penyeberangan.
Kekurangan dermaga yang sangat signifikan itu menimbulkan inefisiensi transportasi karena banyak kapal yang tidak bisa beroperasi. Namun biayanya harus ditanggung oleh operator kapal dan konsumen.