kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rencana pajak mobil 0 persen malah merugikan industri otomotif saat ini


Kamis, 01 Oktober 2020 / 14:15 WIB
Rencana pajak mobil 0 persen malah merugikan industri otomotif saat ini
ILUSTRASI. Rencana pajak mobil 0 persen malah merugikan industri otomotif saat ini. KONTAN/Muradi/22/04/2012


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Usulan pajak mobil 0 persen yang disampaikan Kementerian Perindustrian mendapat sambutan positif dari masyarakat dan pelaku industri otomotif. Namun, untuk sementara rencana pajak mobil 0 persen tersebut malah merugikan pelaku industri otomotif.

Pasalnya, relaksasi pajak mobil baru nol persen tersebut tak kunjung mendapat kepastian. Hal ini menjadi bumerang bagi sebagian besar agen pemegang merek (APM).

Akibat wacana pajak mobil 0 persen tersebut, banyak konsumen yang akhirnya menunda pembelian. Donny Saputra, Marketing Director 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), berharap agar pemerintah untuk segara memberikan jawaban atau kepastian mengenai wacana stimulus pasar otomotif dengan relaksasi pajak mobil baru 0 persen tersebut.

"Kita tidak tahu apakah ini disetujui atau tidak, tapi dengan dampak yang terlalu lama bisa menunda pembelian. Maka itu yang paling utama, kami harap ini ada keputusan yang cepat, jangan berlarut-larut," ujar Donny dalam diskusi virtual Ngovid, Rabu (30/9/2020).

Baca juga: Berikut cara investasi ORI 018, cuma butuh empat langkah

Menurut Donny, potensi penundaan pembelian akan lebih dominan berdampak pada segmen mobil penumpang. Sementara untuk niaga, tidak berimbas lantaran ada perbedaan tipikal dari konsumen yang rata-rata membeli lebih dikarenakan faktor kebutuhan untuk menjalankan bisnisnya.

Bila keputusan soal wacana relaksasi pajak mobil 0 persen makin tidak pasti, menurut Donny, akan berpotensi membuat penurunan pencapaian penjualan akibat konsumen yang menunda pembelian untuk menunggu relaksasi yang masih menjadi wacana tersebut.

"Kalau makin berlarut-larut ya kami akan lumayan (berdampak), karena 45 persen penjualan kami itu dari kendaraan penumpang, apalagi di era pandemi seperti ini di mana penjualan susah. Jadi kalau dalam kondisi susah dan kami tak bisa berjualan, kira-kira kami akan makin susah," kata Donny.




TERBARU

[X]
×