kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Rencana pajak mobil 0 persen malah merugikan industri otomotif saat ini


Kamis, 01 Oktober 2020 / 14:15 WIB
Rencana pajak mobil 0 persen malah merugikan industri otomotif saat ini
ILUSTRASI. Rencana pajak mobil 0 persen malah merugikan industri otomotif saat ini. KONTAN/Muradi/22/04/2012


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Usulan pajak mobil 0 persen yang disampaikan Kementerian Perindustrian mendapat sambutan positif dari masyarakat dan pelaku industri otomotif. Namun, untuk sementara rencana pajak mobil 0 persen tersebut malah merugikan pelaku industri otomotif.

Pasalnya, relaksasi pajak mobil baru nol persen tersebut tak kunjung mendapat kepastian. Hal ini menjadi bumerang bagi sebagian besar agen pemegang merek (APM).

Akibat wacana pajak mobil 0 persen tersebut, banyak konsumen yang akhirnya menunda pembelian. Donny Saputra, Marketing Director 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), berharap agar pemerintah untuk segara memberikan jawaban atau kepastian mengenai wacana stimulus pasar otomotif dengan relaksasi pajak mobil baru 0 persen tersebut.

"Kita tidak tahu apakah ini disetujui atau tidak, tapi dengan dampak yang terlalu lama bisa menunda pembelian. Maka itu yang paling utama, kami harap ini ada keputusan yang cepat, jangan berlarut-larut," ujar Donny dalam diskusi virtual Ngovid, Rabu (30/9/2020).

Baca juga: Berikut cara investasi ORI 018, cuma butuh empat langkah

Menurut Donny, potensi penundaan pembelian akan lebih dominan berdampak pada segmen mobil penumpang. Sementara untuk niaga, tidak berimbas lantaran ada perbedaan tipikal dari konsumen yang rata-rata membeli lebih dikarenakan faktor kebutuhan untuk menjalankan bisnisnya.

Bila keputusan soal wacana relaksasi pajak mobil 0 persen makin tidak pasti, menurut Donny, akan berpotensi membuat penurunan pencapaian penjualan akibat konsumen yang menunda pembelian untuk menunggu relaksasi yang masih menjadi wacana tersebut.

"Kalau makin berlarut-larut ya kami akan lumayan (berdampak), karena 45 persen penjualan kami itu dari kendaraan penumpang, apalagi di era pandemi seperti ini di mana penjualan susah. Jadi kalau dalam kondisi susah dan kami tak bisa berjualan, kira-kira kami akan makin susah," kata Donny.

Ketika ditanya soal potensi peningkatan bila relaksasiĀ pajak mobil baru 0 persen benar-benar dikabulkan, Donny memastikan hasilnya akan sangat positif dalam mempengaruhi pertumbuhan penjualan.

Menurut Donny, ada tiga hal yang bisa mempengaruhi kontraksi pasar menjadi positif, yakni kondisi ekonomi, stimulus melalui produk baru atau penyegaran, serta regulasi dari pemerintah. "Kondisi ekonomi di 2020 memberikan sumbangan negatif terhadap volume penjualan, lalu stimulus produk juga perlu karena kalau tidak kecenderungannya akan negatif dan ini sudah kami lakukan serta teman-teman APM lainnya," ucap Donny.

Baca juga: Dampak teh boba bagi kesehatan, dari diabetes, penuaan dini dll

"Untuk regulasi (pajak mobil 0 persen) ini, kalau nanti ada pemberian pajak mobil baru nol persen dalam bentuk BBN atau PPnBM, tentunya akan memberikan kontraksi yang positif terhadap pasar," kata dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konsumen Mulai Menunda Beli Mobil, Tanpa Kepastian Relaksasi Pajak ", .

Penulis : Stanly Ravel
Editor : Agung Kurniawan

Selanjutnya: Promo Tupperware Oktober 2020 baru dimulai, ada fancy bottle, mug, jug, canister dll

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×