Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Renuka Coalindo Tbk (SQMI) masih akan mengembangkan bisnisnya. Saat ini, perusahaan yang memproduksi emas tersebut tengah menanti realisasi pembangunan fasilitas pengolahan emas di Ciemas, Jawa Barat.
Corporate Secretary Renuka Coalindo Mohammad Noor Syahriel menyampaikan, proses pembangunan fasilitas emas milik perusahaan sudah mencapai 95%. Diharapkan, fasilitas tersebut dapat beroperasi penuh pada kuartal pertama tahun 2020 mendatang. “Kemungkinan sekitar Februari-Maret bisa beroperasi,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (9/10).
Fasilitas tersebut menggunakan metode flotation dan carbon in leach dengan kapasitas produksi sebanyak 500 ton ore per hari. Dalam setahun, kapasitas produksi yang bisa dihasilkan fasilitas tersebut mencapai kisaran 38.000 ons troi.
Baca Juga: Punya Saham Nyangkut di SQMI? Suspensinya Bisa Lebih Lama Lagi, Lho
Syahriel menyebut, pihaknya menggelontorkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 20 juta untuk pembangunan fasilitas pengolahan emas di Jawa Barat. Capex tersebut berasal dari kas internal Renuka Coalindo ditambah sebagian dari hasil rights issue yang pernah dilakukan perusahaan di awal tahun ini.
Sekadar informasi, perusahaan berkode saham SQMI ini melakukan rights issue senilai Rp 3,77 triliun pada awal Februari lalu. Bersamaan dengan itu, Wilton Resources Holding Pte. Ltd menjadi pembeli siaga dalam rights issue Renuka Coalindo.
Lantas, pasca rights issue, Wilton Resources Holding Pte menjadi pengendali saham baru Renuka Coalindo mengganti PT Renuka Energy Resources Holdings.
Lebih lanjut, realisasi penggunaan dana belanja modal tersebut sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik fasilitas yang sedang dibangun perusahaan.
Baca Juga: BEI belum akan membuka suspend saham Renuka Coalindo (SQMI)
“Karena proses pembangunannya sudah 95%, kira-kira realisasi capex kami juga ada di level tersebut,” imbuh dia.
Kendati belum beroperasi penuh, Renuka Coalindo sebenarnya telah melakukan trial production. Renuka Coalindo lewat anak usahanya PT Wilton Wahana Indonesia menjual sebagian emas sebanyak 3,443 kilogram pada 4 Oktober silam. Perusahaan pun memperoleh pendapatan bersih senilai Rp 2,32 miliar.
“Penjualan emas yang kemarin memang berasal dari tambang kami di Jawa Barat,” tutur Syahriel.
Selagi menunggu fasilitas rampung 100%, Renuka Coalindo akan mencoba memaksimalkan penjualan emas dari cadangan yang dipunyai perusahaan.
Sayang, Syahriel tidak membeberkan besaran cadangan yang dimiliki pihaknya. Ia hanya menyebut, emas yang diproduksi Renuka Coalindo akan dijual di pasar domestik.
Baca Juga: Tak kantongi pendapatan, saham Renuka Coalindo (SQMI) disetop BEI
Lebih lanjut, untuk tahun 2020 mendatang, Renuka Coalindo belum akan melakukan ekspansi bisnis lagi. Perusahaan ini akan lebih fokus pada optimalisasi fasilitas pengolahan emas di Jawa Barat yang telah ditargetkan beroperasi penuh di kuartal pertama tahun depan.
Ekspansi lanjutan kemungkinan baru akan dilakukan perusahaan pada tahun 2021-2022 mendatang. Pada saat itu, Renuka Coalindo berencana menambah kapasitas produksi emas dari 500 ton ore per hari menjadi 1.500 ton ore per hari.
“Kemungkinan saat itu kami akan membutuhkan capex tambahan,” kata Syahriel.
Baca Juga: Pengendali baru Renuka Coalindo (SQMI) mulai tender offer
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News