kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Respons asosiasi sejumlah industri terkait merebaknya varian delta di Indonesia


Minggu, 27 Juni 2021 / 21:37 WIB
Respons asosiasi sejumlah industri terkait merebaknya varian delta di Indonesia
ILUSTRASI. Respons asosiasi sejumlah industri terkait merebaknya varian delta di Indonesia


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Sejumlah asosiasi dari berbagai industri menyoroti efek penyebaran Covid-19 dengan varian baru Delta yang membuat beberapa negara harus menerapkan karantina wilayah (lockdown).

Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri menyampaikan, lonjakan kasus positif Covid-19 secara tajam akhir-akhir ini sudah mempengaruhi kinerja industri sepatu.

Dalam hal ini, mulai terjadi peningkatan jumlah absensi atau ketidakhadiran karyawan akibat Covid-19 sampai ada pabrik sepatu yang terpaksa tutup sementara karena ada klaster di tempat tersebut.

Penjualan sepatu pun terganggu karena adanya pengetatan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di Indonesia. “Kalau untuk ekspor sementara ini kami masih optimis aman,” imbuh dia, Minggu (27/6).

Baca Juga: Virus Covid-19 varian delta menjadi ancaman, begini tanggapan APPBI

Menurutnya, tidak ada yang perlu diperdebatkan perihal kebijakan penanganan pandemi Covid-19 mana yang cocok dengan Indonesia, entah itu PPKM ataupun lockdown. Hal yang terpenting adalah perlunya peningkatan kesadaran masyarakat atas implementasi 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilitas) dalam kehidupan sehari-hari.

“Tanpa adanya perubahan pola perilaku atau hidup masyarakat, baik lockdown maupun PPKM akan sulit berjalan efektif,” ungkap dia.

Firman juga menyarankan supaya pemerintah kembali mendorong insentif yang dapat mendongkrak daya beli masyarakat di tengah pandemi, termasuk di dalamnya insentif untuk membuat produk-produk bisa lebih terjangkau oleh berbagai kalangan masyarakat. Misalnya, insentif penghapusan atau pengurangan PPN yang selama ini jadi beban konsumen.

Sekretaris Jenderal Perkumpulan Perusahaan Pendingin Refrigerasi Indonesia (Perprindo) Andy Arif Widjaja menilai, varian Delta memang mampu menular lebih cepat dibandingkan varian virus Corona lainnya. Jika penularan tersebut tidak dapat dikendalikan, tentu saja akan berdampak ke semua lini masyarakat, termasuk industri pendingin.

Baca Juga: Rencana baru Singapura: Hidup normal dengan Covid-19

Perprindo pun mendukung seluruh kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk penanganan pandemi Covid-19. Sebab, peran aktif seluruh masyarakat sangat krusial terhadap efektivitas kebijakan penanganan Covid-19.

“Pemerintah tidak bisa sendirian dan butuh kerja sama dari semua komponen masyarakat untuk mendukung kebijakan yang telah dibuat,” tuturnya, Minggu (27/6).

Perprindo juga mendukung kebijakan pemerintah terkait percepatan vaksinasi Covid-19 agar Indonesia bisa mencapai kekebalan komunal atau herd immunity, sehingga pandemi dapat lebih terkendali.

Lebih lanjut, Perprindo juga memberi saran agar pemerintah lebih memperhatikan beberapa hambatan teknis terkait peraturan yang telah dibuat sebelum pandemi, namun implementasinya sulit ketika pandemi berlangsung.

Sebagai contoh, audit sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) seharusnya dilakukan setiap tahun, tapi karena ada pandemi audit tersebut menjadi lebih sulit dilakukan. Lantas, diharapkan ada kebijakan khusus dari pemerintah supaya audit tersebut tidak dilakukan setiap satu tahun sekali selama masa pandemi.

“Karena ini menyulitkan pelaku usaha dalam mengatur kunjungan audit dalam masa pandemi,” terang Andy.

Baca Juga: KoinWorks yakin bisa capai target penyaluran pinjaman hingga Rp 7 triliun

Sementara itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto mengaku, peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia dan beberapa negara akibat varian baru Delta tentu akan mempengaruhi kinerja produksi dan penjualan kendaraan bermotor baik di dalam negeri maupun ekspor.

"Apapun jenis virusnya kan berbahaya, sehingga kita harus berhati-hati,” imbuhnya, Minggu (27/6).

Gaikindo sendiri tetap akan mengikuti dan mematuhi semua peraturan dan arahan pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia.

Di samping itu, Gaikindo juga tidak meminta insentif-insentif lain kepada pemerintah untuk sementara ini. Industri otomotif sendiri sudah memperoleh insentif berupa diskon PPnBM 100% yang masih berlaku sampai Agustus 2021.

Selanjutnya: PPKM Mikro Diperketat, Warga di Zona Merah Covid-19 Tetap Nekat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×