kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Reswara melirik pasar coal di empat negara


Kamis, 22 Maret 2012 / 08:00 WIB
Reswara melirik pasar coal di empat negara
ILUSTRASI. Lender asing gencar salurkan pinjaman ke P2P lending Indonesia karena return yang menarik.


Reporter: Azis Husaini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Reswara Minergi Hartama, produsen batubara anak usaha PT ABM Investama Tbk, kini, sedang melirik pasar batubara (coal) di Malaysia, Thailand, China, dan India. Reswara melihat potensi pasar keempat negara itu menunjukkan perkembangan yang positif.

Sekadar informasi, Reswara memiliki anak usaha bernama PT Tunas Inti Abadi (TIA) yang memproduksi batubara di Kalimantan Selatan. Reswara juga memiliki 70% saham PT Media Djaya Bersama (MDB) yang memproduksi batubara di Aceh.

Produksi batubara TIA saat ini mencapai 4,5 juta ton per tahun, sementara produksi batubara MDB mencapai sebesar 1 juta ton di tahun ini. Corporate Startegy Director PT ABM Investama Tbk, Yovie Priadi, mengungkapkan, awal tahun ini TIA telah menandatangani kontrak penjualan batubara sebanyak 2 juta ton dengan Subham Corporation Pvt Ltd, asal India.

Selain itu, Reswara juga sedang menjajaki penjualan batubara ke Malaysia, Thailand, dan China. Yovie mengungkapkan, mayoritas produksi batubara di anak usaha Reswara memang untuk kebutuhan ekspor. "Kalau ditotal produksi kami di Kalsel dan Aceh tahun ini 5,5 juta ton tahun ini. Sebanyak 2 juta dijual ke India dan 2,5 juta ke China, sementara sisanya ke Malaysia, Thailand, dan domestik," ungkap dia saat berkunjung ke KONTAN, Rabu (21/3).

Menurut Yovie, kontrak penjualan ke China akan dilakukan dalam waktu dekat, sementara dengan Malaysia dan Thailand masih dalam penjajakan. Untuk pasar Thailand sudah ada pembicaraan dengan ke Siam Cement. Namun belum jelas permintaan dari pasar Malaysia.

Yovie menambahkan, kendati belum dapat konsumen yang pasti, Reswara sudah mendapatkan lampu hijau untuk bisa mengekspor batubara ke Negeri Jiran itu. Asal tahu saja, selama ini industri di Malaysia wajib membeli batubara lokal.

Nah, tahun ini ada kebijakan baru dari pemerintah Malaysia yang memperbolehkan pelaku industri membeli batubara dari negara lain. Dengan perubahan kebijakan ini, industri di Malaysia pun mulai berburu batubara di Indonesia. "Sebab paling dekat ke Indonesia, makanya kami diuntungkan dengan adanya lahan konsesi batubara di Aceh," ujarnya.

Dia menjelaskan, produksi batubara di Aceh akan terus ditingkatkan. Tahun ini Reswara masih memproduksi sebanyak 1 juta ton. Tahun 2013 produksi bakal digenjot menjadi 8 juta ton per tahun. "Jarak dari beberapa negara ke Aceh itu sangat dekat. Dengan begitu akan banyak pembeli yang datang," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×