kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Rhenald Kasali: Bukan kebangkrutan, tapi merger dan akuisisi pascacorona


Jumat, 08 Mei 2020 / 23:06 WIB
Rhenald Kasali: Bukan kebangkrutan, tapi merger dan akuisisi pascacorona
ILUSTRASI. Pekerja membuat paving block di Depok, Selasa (17/3). Penurunan daya beli masyarakat dan serbuan virus corona baru-baru ini membuat pabrik pembuatan paving block untuk proyek-proyek properti ini mengaku mengalami penurunan omzet sekitar 30%. KONTAN/Baihak


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat bisnis Rhenald Kasali memproyeksikan pasca pandemi virus corona akan banyak terjadi merger dan akuisisi. Hal tersebut akibat banyak pengusaha yang memutuskan untuk menjual atau mengalihkan bisnisnya.

"Jadi bukan kebangkrutan, melainkan merger dan akuisisi dalam waktu dekat baik sektor keuangan, manufaktur, hotel, properti karena ada sejumlah pihak yang tidak mempunyai kas yang cukup sehingga memilih menjual atau mengalihkan," kata Rhenald kepada Kontan.co.id, Jumat (8/5).

Baca Juga: Ini sektor yang dinilai masih bisa tumbuh di tengah pandemi virus corona

Hal tersebut lantaran sektor tersebut yang cukup terdampak akibat pandemi virus corona. Dia mencontohkan sektor keuangan. Saat ini harga saham bank turun pada kisaran 20% hingga 40% karena debt crisis akibat pengusaha tidak mampu membayar utangnya.

Di sisi lain, Rhenald mengatakan bahwa kondisi bisnis saat ini mengalami tujuh shock. Pertama, travel shock dengan kekacauan bisnis penerbangan dan pemainnya merugi. Kedua, entertainment shock dengan pemberhentian hiburan seperti liga-liga sepakbola.

Baca Juga: Hingga 1 Mei, Kemnaker catat ada 1,72 juta pekerja terdampak covid-19

Ketiga, ada education shock lantaran aktivitas belajar mengajar terganggu. Keempat, supply chain shock yang berpusat pada Tiongkok mengakibatkan pabrik-pabrik mengalami kendala bahan baku. Kelima, ada currency shock. Keenam, capital market shock. Ketujuh, demand shock.

Oleh sebab itu, dia menyebut selain berupaya menjaga kondisi saat ini, pengusaha juga harus memikirkan pasca pandemi virus corona yang akan mengubah keadaan semula. "Jadi akan ada new normal. Nah pada saat ini pengusaha juga harus mulai beradaptasi dengan kondisi ini," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×