kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

RI Bakal Punya BBM Baru, Kandungan Sulfur Lebih Rendah


Jumat, 19 Juli 2024 / 10:02 WIB
RI Bakal Punya BBM Baru, Kandungan Sulfur Lebih Rendah
ILUSTRASI. Pemerintah bakal merilis Bahan Bakar Minyak (BBM) baru yang lebih ramah lingkungan dalam waktu dekat. ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/10/05/2024.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bakal merilis Bahan Bakar Minyak (BBM) baru yang lebih ramah lingkungan dalam waktu dekat. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa BBM baru ini akan memiliki kandungan sulfur yang lebih rendah, sehingga mengurangi emisi polusi udara yang meresahkan.

"Kita kan sekarang ini udara kita banyak tercemar, jadi alternatifnya adalah menggunakan BBM dengan kandungan sulfur rendah ini untuk menjaga kesehatan kita," ujar Arifin kepada media di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat (12/7).

Baca Juga: Menko Airlangga Membantah BBM Subsidi Bakal Dibatasi

Langkah ini masih dalam tahap penelitian intensif. Pemerintah sedang mencari formula bahan pencampur yang dapat mengurangi kandungan sulfur sesuai dengan standar emisi Euro 5, yang mensyaratkan kadar sulfur di bawah 50 parts per million (ppm).

"Saat ini kadar sulfur BBM kita masih sekitar 500 ppm," tambahnya.

Arifin tidak memberikan tanggal pasti mengenai peluncuran BBM ramah lingkungan ini. Yang pasti, pemerintah terus mempertajam rencana ini.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan telah mengusulkan penggantian bertahap BBM fosil, khususnya bensin, dengan bioetanol. 

Dia menyoroti potensi bioetanol dalam menurunkan kadar sulfur dari 500 ppm menjadi 50 ppm.

Baca Juga: Kapan Pembatasan BBM Subsidi Diberlakukan? Ini Bocoran dari Menteri KKP

"Dengan pengurangan sulfur ini, kita dapat mengurangi dampak penyakit pernapasan (ISPA) dan menghemat hingga Rp 38 triliun untuk pembayaran ekstra BPJS Kesehatan," ungkap Luhut melalui akun media sosialnya, Selasa (9/8).

Inisiatif ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk lebih ketat dalam subsidi BBM mulai 17 Agustus 2024, dengan tujuan mengoptimalkan pengeluaran APBN.

Saat ini, PT Pertamina (Persero) sedang mengembangkan skema untuk memastikan distribusi subsidi BBM tepat sasaran.

"Kami berharap mulai 17 Agustus nanti, kami dapat mengurangi subsidi bagi mereka yang tidak memenuhi syarat," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×