kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ricky Putra Globalindo merambah bisnis pakaian dalam perempuan


Selasa, 05 Juni 2018 / 11:06 WIB
Ricky Putra Globalindo merambah bisnis pakaian dalam perempuan


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi memperluas jangkauan pasar, PT Ricky Putra Globalindo Tbk menambah koleksi produk. Perusahaan yang identik dengan pakaian dalam pria merek GT Man itu, merambah bisnis pakaian dalam perempuan di bawah merek GT Ladies.

Secara bersamaan, Ricky Putra juga mulai memproduksi produk pakaian dalam pria berwujud boxer. "Hal tersebut juga dilakukan untuk memenuhi selera dan kemajuan zaman agar para pemakai merasakan kenyamanan dan lifestyle," kata Tirta Heru Citra, Direktur PT Ricky Putra Globalindo Tbk kepada Kontan.co.id, Senin (4/5).

Produksi dua produk anyar tersebut memanfaatkan pabrik yang sudah ada. Jadi, Ricky Putra tak perlu merogoh kocek ekspansi pabrik.

Adapun Ricky Putra memiliki dua pabrik di Jawa Barat. Pabrik di Cicalengka, Bandung berkapasitas produksi 60.000 bales yarn per tahun sedangkan pabrik di Citeureup, Bogor berkapasitas produksi 30.000 potong pakaian dalam pria.

Ricky Putra juga menjalankan produksi di pabrik garmen Tegal, Jawa Tengah. Pabrik berkapasitas produksi 5.000 lusin per bulan itu, mereka sewa sejak 2017.

Untuk menunjang kegiatan bisnis tahun 2018, Ricky Putra mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 20 miliar. Sumbernya dari dari kas internal. Perusahaan berkode saham RICY di Bursa Efek Indonesia itu akan menggunakan capex untuk meremajakan mesin produksi.

Asal tidak banyak gonjang-ganjing ekonomi dalam negeri, Ricky Putra optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja. "Tahun ini kami target dapat tumbuh 10%-15%, baik pasar domestik dan ekspor diyakini tumbuh," ungkap Tirta.

Tahun lalu, penjualan bersih Ricky Putra naik 31,15% year on year (yoy) menjadi Rp 1,6 triliun. Sementara laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atawa laba bersih, terhitung tumbuh 9,59% menjadi Rp 12,57 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×