kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Riset UI: Kontribusi Gojek terhadap perekonomian mencapai Rp 55 triliun


Kamis, 08 Agustus 2019 / 09:20 WIB
Riset UI: Kontribusi Gojek terhadap perekonomian mencapai Rp 55 triliun


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kontribusi ekosistem Gojek terhadap perekonomian Indonesia mencapai Rp 55 triliun. Hal ini berdasarkan hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) dengan melakukan pengukuran 100% mitra aktif saat ini.

”Sebelumnya pernah kami umumkan bahwa kontribusi Gojek sebesar Rp 44,2 triliun pada 2018 yang merupakan cerminan dari 75% mitra aktif. Tapi jika diukur 100% maka sebesar Rp 55 triliun,” ungkap Kepala LD FEB UI, Turro S. Wongkaren, dalam keterangan tertulis, Rabu (7/8).

Rentang kontribusi antara Rp44,5 triliun (75%) sampai Rp 55 triliun (100%) menurutnya merupakan hal biasa dilakukan lembaga riset. Hal tersebut dilakukan untuk memaparkan angka konservatif dan angka optimistis.

”Seperti dilakukan Tenggara dan CSIS yang mengukur kontribusi Grab (Rp 48 triliun), itu angka 100%. Maka kalau mau membandingkan ya dengan angka 100% juga,” imbuhnya.

Baca Juga: Kebanyakan isi saldo GO-PAY, tarik saja menggunakan fitur Tarik Saldo

Besarnya kontribusi Gojek tersebut, Turro menambahkan, tidak terlepas dari penerapan istilah Society 5.0 yang mengantarkan beragam layanan secara langsung sesuai kebutuhan konsumen.

Society atau masyarakat 5.0 ini hal berbeda dengan Industry 4.0. Society 5.0 memfokuskan pada sisi demand dan bagaimana kebutuhan itu bisa dilayani dengan teknologi. Itu berkembang di Jepang,” terangnya.

Hal tersebut menurutnya tercermin dari layanan dalam ekosistem Gojek. Turro mencontohkan, bagaimana layanan pembersih rumah ke konsumen, layanan bengkel, dan layanan lainnya secara langsung ke konsumen.

”Dengan begitu Gojek ini membuat mereka yang sebelumnya tidak kepikiran bekerja menjadi mau bekerja. Misalnya ibu rumah tangga dan mahasiswa. Sebab ada independensi dalam menentukan waktu bekerja,” paparnya.

Baca Juga: Cerita sedih driver GO-JEK yang merugi saat listrik padam

Peneliti LD FEB UI, Bagus Takwin, memaparkan mitra Gojek memaknai pekerjaan mereka lebih dari sekadar menghasilkan uang. ”Mereka melihat hidup menjadi lebih bermakna dengan menjadi mitra Gojek. Bisa membantu banyak orang dan menebar kebaikan,” ulasnya.

Berdasarkan pengukuran kepuasan hidup mitra yang menggunakan instrumen The Satisfaction with Life Scale (SWL) dari Pavot dan Diener (2013), skor rata-rata kebahagiaan mitra yang ditemukan penelitian LD FEB UI adalah 24,3 dari skala maksimal 35.

”Artinya, secara umum mitra Gojek tergolong cukup puas dengan hidupnya menjadi lebih baik dan merasa bahagia,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×