kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

RNI bangun pabrik minyak goreng


Rabu, 26 Desember 2012 / 09:09 WIB
RNI bangun pabrik minyak goreng
ILUSTRASI. Hijau, harga saham ANTM naik 6,15% di akhir perdagangan bursa Jumat (10/9). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berencana ekspansi ke sektor hilir. Perusahaan pelat merah ini berniat membangun pabrik minyak goreng di Gempol, Jawa Timur, dengan nilai investasi Rp 75 miliar.

RNI perlu masuk ke sektor hilir demi memperbaiki kinerja di bidang pengolahan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Sebelumnya, RNI juga berniat merambah bisnis hilir karet. "Pembangunan pabrik minyak goreng demi mendukung kinerja keuangan," ujar Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro saat dihubungi KONTAN, Jumat (21/12) pekan lalu.

Pabrik minyak goreng ini bakal meningkatkan nilai tambah bagi RNI. Asal tahu saja, selama ini bisnis sawit RNI dikelola dua anak usahanya, PT Laskar Astra Kartika dan PT Mitra Ogan.

RNI memilih Gempol sebagai lokasi pabrik minyak goreng lantaran sudah punya lahan di situ. Saat ini, di lahan itu berdiri pabrik bahan baku spiritus. Namun pabrik ini kurang produktif karena daya serapnya rendah.

Meski produksi spiritus sudah merambah pasar Belanda dan Jepang, volumenya tidak pernah bertambah. "Makanya, kami diversifikasi dengan mengganti ke pabrik minyak goreng," kata Ismed. Dia yakin, pasar minyak goreng memiliki prospek cerah.

Sambil menunggu hasil studi kelayakan dan persetujuan dari pemegang saham, manajemen RNI memproyeksikan pembangunan pabrik minyak goreng paling cepat di akhir tahun depan atau awal 2014. "Pembangunan pabrik memerlukan waktu sekitar delapan bulan hingga 12 bulan," kata
Ismed.

Karena tergolong pemain baru, RNI tidak akan membangun pabrik minyak goreng dalam skala besar. Untuk tahap awal, pabrik tersebut nantinya
hanya mempunyai kapasitas 20 ton minyak goreng per hari. Namun selanjutnya, RNI akan menambah kapasitas produksi sesuai kebutuhan pasar.

RNI akan memasarkan minyak gorengnya itu dua anak usahanya, PT Rajawali Nusindo dan PT Rajawali Mart. Khusus untuk Rajawali Mart, RNI berambisi membuka 150 gerai di Jawa dan Bali dalam waktu enam bulan ke depan.

Pada tahap pertama, RNI siap meluncurkan 15 gerai Rajawali Mart di beberapa wilayah seperti Bali, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Solo, Semarang, Cirebon, Jakarta, Banten, dan Serang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×