Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen makanan roti bermerek Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) mengungkap beberapa strategi yang telah diterapkan perseroan sepanjang tahun 2023 guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Head investor dan public relation ROTI, Hadi Susilo mengatakan ROTI berhasil mempertahankan kinerja operasional yang efisien sehingga mampu mendukung peningkatan profitabilitas hingga kuartal 3 tahun ini.
“Ini tercermin dari rasio beban gaji terhadap penjualan yang terjaga pada level produktif 13,5% hingga 14,2% di tahun ini. Tren ini sangat baik dan sangat meningkat, jika dibandingkan rasio beban gaji terhadap penjualan tahun 2022 kemarin yang berada pada 17,4%,” ungkapnya dalam paparan public ekspose yang dilakukan secara daring, Senin (27/11).
Baca Juga: Laba Bersih Nippon Indosari Corpindo (ROTI) Turun 12,56% pada Kuartal III-2023
Strategi yang kedua adalah dengan diterapkannya iklan dan promosi mampu yang diklaim perseroan dapat mempertahankan penjualan hingga September 2023 kemarin.
“Kami juga menjaga biaya transportasi dan logistik stabil pada kisaran rasio 8,9% terhadap penjualan,” tambahnya.
Strategi ketiga ini adalah ROTI secara ekstensif memanfaatkan lokasi-lokasi pabrik baru untuk mengurangi jarak tempuh distribusi ke outlet sehingga dapat menekan biaya logistik dan transportasi.
“Kemudian menjaga saldo kas sebesar Rp 661,3 miliar setelah pembayaran dividen tunai pada April 2023 sebesar Rp 607,7 miliar,” tambah Hadi.
Hadi menambahkan, dengan 14 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia, kapasitas produksi ROTI kini mencapai 5,1 juta potong roti per hari.
“Total kapasitas memang 5,1 juta potong roti, tapi saat ini utilitas atau tingkat penggunaannya kita berada di angka 55-60% setiap harinya, sekitar 3 juta (potong)” ungkapnya.
Ia menjelaskan, utilitas tersebut bisa berubah pada waktu akhir pekan atau weekend, karena demand yang meningkat dari para konsumen di akhir pekan.
“Roti dan kue ini masa jualnya pendek, maka produksinya juga ada siklus dalam mingguan. Di mana banyak roti tawar yang terjual jelang atau pada akhir pekan. Karena saat itulah banyak konsumen, ibu rumah tangga atau anak-anak yang membeli roti tawar contohnya. Jadi dari 55-60% (utilitas) bisa naik jadi 65-70% mendekati akhir pekan,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News