Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Budaya dapat mempengaruhi banyak aspek dalam organisasi perusahaan, mulai dari cara pengelolaan bisnis, pada output produk atau jasa yang dihasilkan, kesetiaan pelanggan, dan reputasi organisasi. Pada akhirnya budaya itu akan berpengaruh juga pada bottom line atau perolehan laba perusahaan.
Head of Governance Risk Control & Technology Consulting RSM Indonesia Angela Simatupang mengungkapkan, budaya perusahaan mempengaruhi bagaimana bisnis beroperasi.
Dia bilang, masyarakat saat ini semakin kritis melihat bagaimana nilai telah melekat dalam budaya perusahaan yang tercermin dalam prosedur kerja dan pengambilan keputusan bisnis.
Baca Juga: Pendapatan RSM Internasional catatkan pertumbuhan pada 2020
"Perusahaan juga diharapkan memiliki komitmen untuk memastikannya melalui pengelolaan dan pengukuran antara lain melalui review berkala," kata Angela dalam keterangannya, Selasa (15/3).
Hal itu disampaikan dalam webinar bertajuk Organization Culture Audit yang digelar RSM Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Partner Governance Risk Control RSM Indonesia GMB Daniel Probo mengatakan, membicarakan profit atau margin maka pasti erat kaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai.
Namun, dia melihat sering kali dilupakan bahwa budaya organisasi turut berperan di dalam pelaksanaan bisnis sehari-hari yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Berdasarkan definisinya, budaya organisasi adalah jenis sikap dan cara kerja yang disepakati bersama oleh stakeholder internal, atau suatu cara organisasi menjalankan aktivitas bisnis, meliputi aktivitas, proses, pengambilan keputusan, filosofi yang terkait dengan nilai/asumsi/kepercayaan para stakeholder internal di mana itu akan terwujud dalam perilaku yang dijalankan sehari-hari. Hal ini juga akan berpengaruh dalam penanganan masalah yang muncul sebagai bagian dari pengelolaan risiko.
Sedangkan untuk sisi manajemen, budaya organisasi dapat digunakan untuk mempromosikan organisasi kepada karyawan maupun calon karyawan sehingga nilai perusahaan naik di antara stakeholder internal.
Untuk eksternal organisasi, budaya mencerminkan integritas organisasi sehingga berdampak dalam hubungan bisnis mereka apabila dihubungkan dengan pembagian informasi dan transparansi.
Peran audit internal dalam suatu organisasi antara lain sebagai pihak yang objektif dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan aktivitas atau proses pemeriksaan, meningkatkan dan melindungi nilai organisasi dengan cara menyediakan saran dan masukan terkait penanganan risiko, serta merekomendasikan nilai-nilai yang dapat memengaruhi tujuan, program, dan aktivitas organisasi.
Baca Juga: Kupas Tren Pajak Ke Depan, RSM Indonesia Gelar Indonesian Taxation Outlook 2022
Sementara Senior Manager Governance Risk Control Practice RSM Indonesia Kresna Cahya Andika menjelaskan, hubungan budaya organisasi dengan kendali di sekitarnya sangatlah erat karena berkaitan dengan efektivitas kerja.
"Sikap dan tindakan yang diambil oleh manajemen akan mempengaruhi komponen seperti lingkungan, penanganan risiko, aktivitas, informasi dan komunikasi, serta pengawasan," katanya.
Sehingga audit internal menurutnya memiliki peran penting dalam mengidentifikasi komponen kunci dalam budaya organisasi, penyesuaian ekspektasi dan pertimbangan stakeholder kunci, arah tujuan organisasi, pertimbangan dalam penilaian juga identifikasi budaya yang akan diturunkan pada karyawan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News