Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia Farid Ma\\'ruf bahkan berani mengklaim produksi rumput laut Indonesia merupakan yang terbesar di dunia. Pasalnya, dalam beberapa tahun belakangan sudah melampaui Filipina.
Ia berpendapat, rumput laut diharapkan bisa menjadi komoditas unggulan karena besarnya potensi wilayah Indonesia sebagai tempat budidaya. Rumput laut juga sangat cepat dipanen karena hanya membutuhkan waktu 45 hari. Selain itu, permintaan pasar internasional akan rumput laut Indonesia terbilang tinggi sebagai bahan baku industri makanan, farmasi, kosmetik dan lainnya.
"Harga rumput laut Indonesia saat ini Rp 14.000 per kilogram. Komoditas ini banyak dicari karena menyumbang 500 produk akhir di seluruh dunia. Apalagi di Eropa berkembang tren back to nature untuk kosmetik. Membudidayakan rumput laut juga tidak sulit karena penyakitnya tidak banyak seperti padi," kata Farid.
KKP dan Komisi Rumput Laut Indonesia memiliki target untuk memproduksi 10 juta ton rumput laut basah pada 2014. Baik secara organik maupun nonorganik melalui investasi baru.
"Memang mengejar produksi 10 juta ton pada 2014 tidak mungkin jika hanya mengandalkan pertumbuhan organik produksi rumput laut. Karena pada 2008 lalu produksi kita baru 2,1 juta ton dengan pertumbuhan organik 5% setiap tahun. Jadi melalui trilateral meeting itu diharapkan masuk investasi baru," kata Direktur Usaha dan Investasi Ditjen P2HP Sadullah Muhdi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan menggelar Seaweed International Business Forum and Exhibition (SEABFEX III) di Ball Room Hotel Sheraton and Tower Surabaya pada 14-17 Juli 2010.
Salah satu agenda acara tersebut adalah digelarnya trilateral meeting antara Indonesia Seaweed Commission (ISC), Seaweed Industry of The Philippines (SIAP), dan Malaysia Seaweed Association (MSA).
Dalam forum itu, KKP juga akan mengajak 14 Pemerintah Daerah di Indonesia yang wilayahnya dijadikan cluster pembudidayaan rumput laut. Di antaranya Gorontalo, Sumenep, Sumbawa Timur, Sumbawa Barat, Serang, Dompu, Karimun, Minahasa Utara, Baubau, dan Raja Ampat.
"Masing-masing Pemerintah Daerah akan menawarkan peluang investasi dibidang rumput laut di daerahnya," pungkas Ani.
Sepanjang 2008 lalu, produksi rumput laut Indonesia yang dicatat KKP ada sebanyak 2.145.060 ton. Sebagian besar rumput laut produksi Indonesia masih diolah oleh 23 perusahaan lokal. Hanya sebanyak 102.415,93 ton nya diekspor dengan nilai US$ 124,36 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News