Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Rupiah yang sudah menyentuh Rp 13.000 per dollar AS tidak membuat pebisnis penerbangan kebakaran jenggot. Rupanya, nilai rupiah yang semakin menciut tidak diikuti kenaikan harga avtur.
Agus Soedjono, Senior Manager Corporate Communication PT Sriwijaya Air bilang, kondisi pelemahan rupiah saat ini juga berbarengan dengan harga minyak dunia yang lagi turun. "Meski dollar AS menguat, tapi harga avtur tidak ikut-ikutan naik karena harga minyak dunia lagi turun," katanya, Rabu (4/3).
Meski begitu, Sriwijaya Air tidak tinggal diam. Maskapai ini sudah menyiapkan sederet rencana untuk menghadapi musim sepi penumpang selama rupiah letoi.
Tanpa merinci rencana yang dimaksud, Agus mengklaim sampai saat ini rata-rata tingkat okupansi maskapai Sriwijaya masih sebesar 85%.
Sedangkan bagi Arif Wibowo, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, posisi nilai tukar rupiah saat ini masih masuk dalam asumsi rencana kerja anggaran Garuda. Namun, bila kondisi terus saja melemah, perusahaan plat merah ini sudah menyiapkan sejumlah jurus.
Misalnya melakukan cross currency swap, lindung nilai harga avtur di angka 25% dan meninjau ulang profil utang dollar AS. "Meski ada berbagai tekanan eksternal tapi kami tetap berusaha memaksimalkan pendapatan," tegasnya.
Garuda mengakui, periode Januari dan Februari 2015 lalu adalah masa-masa sepi penumpang. Namun ia yakin, Maret ini kondisi penumpang bakal kembali ramai.
Andy Adrian, Direktur Komersial PT Indonesia Air Asia menyebut rupiah yang melemah tidak terlalu membebani maskapai ini. Sebab harga minyak dunia juga tengah turun. Justru bisnis maskapai di awal tahun ini menunjukan hasil positif. "Di Februari kemarin tingkat keterisian bisa mencapai 75%," ujarnya
Ia mengakui, hasil bagus ini tidak terlepas dari upaya Air Asia yang ingin mengembalikan reputasi Air Asia di mata konsumen. Salah satunya dengan promosi potongan 20% untuk penerbangan internasional. Meskipun promo ini belum lama meluncur, penjualan tiket internasional meningkat 30% sampai 40% dari penjualan hari biasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News